Terik di siang menuju sore hari itu masih terasa membakar kulit, sebagaimana atmosfer panas antara Barat dan ibunya. Meski demikian, Nirwana melihat Barat tetap ramah. Mungkin karena hendak pamitan kembali ke ibu kota dengannya, masa mau ditinggalkan dalam kondisi belum berbaikan? Kan, biar bagaimanapun ibu mahajulid itu orang tua kandungnya Barat sendiri, jadi Nirwana memaklumi. Kini, selepas cium tangan yang mana masih agak jutek ibu kepada Barat, pada akhirnya masuk juga ke mobil dengan Nirwana sebagai pengemudi. Tentu, hanya berdua. Makanya ibu Barat kelihatan cemberut di sana sebab Ayumi tak jadi ikut serta. Laun-laun Nirwana mulai melajukan mobilnya. "Padahal biar saya aja yang nyetir." Nirwana melirik, agak mencibir. "Kamu nggak denger aku bilang apa tadi?" Ya, sempat terjadi p