“Tidak ada apa-apa, Mas. Di sini juga tidak da rambut seperti yang Mas Banyu katakan.” Aku mengikuti langkah Pak Slamet, benar kata beliau tidak ada apa-apa di dalam kamarku. Bahkan terlihat lebih bersih dari sebelumnya, rambut yang semula berserakan tak ada satu pun helain tersisa di lantai. Begitu juga dengan di kamar mandi, tak ada satu pun helai di sana. Kemana semua perginya, aku mulai menghela napas perlahan. Kepalaku langsung pusing sendiri, mana mungkin si mbak kunti mengerti dengan apa yang aku bicarakan tadi. Makanya buru-buru dibersihkan sendiri sebelum aku kembali ke kamar, tapi tak masalah. Aku menghela napasku perlahan, Pak Slamet kemudian menatapku sambil menggelengkan kepalanya. Beliau juga menatap sekitar kami, tak ada tanda-tanda keberadaan si mbak kunti dalam kamarku. En