Xiao Yu berdiri disebuah tempat asing. Keadaan disekitarnya begitu gelap, tak ada apapun yang terlihat. Xiao Yu berputar-putar mencari jalan keluar dari tempat itu. Namun, semakin jauh dia mencari, cahaya gelap lekat semakin menyelimutinya. Xiao Yu terbelalak, dia mulai merasakan ngeri.
"A Yu ... jangan pergi dulu!"
"Xiao Nian?" Xiao Yu melihat sekelebat bayangan sepupunya itu, dia berlari lalu mengikuti bayangan tersebut, "Nian, tolong aku!" beberapa detik kemudian, bayangan itu menghilang. Xiao Yu kembali berada dikegelapan yang menyesakkan.
"Dasar bocah tak punya sopan santun!" sebuah suara membuat Xiao Yu berbalik. Xiao Yu mengenali suara laki-laki paruh baya tersebut. Dia adalah polisi yang hampir menilang Xiao Yu sesaat sebelum terjadi kecelakaan.
"Sebenarnya aku ada dimana?" belum sempat Xiao Yu berpikir, byur! sebuah kejadian mencengangkan membuat Xiao Yu terbelalak. Dia melihat dirinya yang terjebak di dalam mobil, tanpa bisa keluar, "Tunggu dulu kenapa aku ..." Xiao Yu tercekat, air menggenangi seluruh bagian mobil. Dingin tiba-tiba menusuk kulit dan tulangnya, Xiao Yu mulai melemah dan tidak bisa bernafas.
"T-Tolong aku, aku tidak mau mati ... tolong ...."
Kini dia merasa seolah tenggelam dalam pusaran air yang hitam, tangannya menggapai keatas. Harapannya untuk tetap hidup kini mulai menipis.
"Kau belum mati rupanya."
Sebuah suara menyadarkan Xiao Yu. Seolah pusaran air di bawahnya menyembur ke dasar, Xiao Yu ikut tertarik keluar dari lorong gelap tak berujung tersebut.
"Uhuk! uhuk," Xiao Yu terbatuk. Dia membuka mata lalu segera beringsut dengan panik, ketika melihat Yanxie berdiri di depannya, "Kau ... kau mau membunuhku!?" tanya Xiao Yu dengan suara bergetar. Tampilannya sangat kacau, dia basah kuyub dan wajahnya pucat pasi.
"Kosong sekali. Bagaimana bisa seseorang tidak punya kultivasi sedikitpun?" Yanxie menatap Xiao Yu dengan dingin. Namun, di otaknya tersimpan begitu banyak pertanyaan tentang manusia di depannya ini.
"Aku akan menuntutmu atas percobaan pembunuhan! dimana kantor polisinya? walau daerah ini aneh, tapi pasti ada hukum, kan?" Xiao Yu kembali beringsut ketika Yanxie menggerakkan kakinya. Dia mundur dengan cepat, hingga menabrak pohon di belakangnya dan tidak bisa bergerak lagi. "Kau mau apa! kalau kau macam-macam, aku akan teriak!" Xiao Yu memasang wajah yang menurutnya mengancam. Tapi menurut Yanxie, itu hanyalah wajah konyol dari sebuah berang-berang yang ketakutan.
"Kau bilang, kau mau kembali ke tempat asalmu," ucap Yanxie sambil menatap dengan wajah yang menurut Xiao Yu sangat menyebalkan.
"Iya. Aku ingin kembali ke tempat asalku. Tapi, kenapa kau melemparku ke sungai!?"
"Agar kau kembali ke tempat asalmu. Bukankah kau berasal dari sungai itu?"
"Aku hanyut di sungai, bukan berasal dari sungai. Kau mengerti tidak!?"
"Cara bicaramu sungguh tidak menggambarkan manusia. Kau pasti siluman ikan, atau siluman ular, yang berasal dari sungai."
"S-Siluman ikan? siluman ular? wah! aku sungguh tak mengerti cara pikir orang disini. Kenapa kalian selalu menyebut iblis dan siluman? siluman itu tidak ada! mana ada siluman setampan aku di dunia ini. Dasar orang-orang aneh!"
Yanxie mendekat, lalu mencengkram mantel Xiao Yu. Xiao Yu panik, jika kali ini dia diceburkan ke sungai lagi, bisa-bisa dia tak kan kembali ke permukaan.
"T-Tunggu dulu. Jangan kasar begini, polisi! tolong aku!" Xiao Yu berontak. Tiba-tiba sebuah ponsel jatuh dari saku mantelnya. Yanxie terdiam, dia melempar Xiao Yu ke pinggir, lalu memperhatikan ponsel berwarna biru yang tergeletak di tanah tersebut.
"Apa ini?" Yanxie perlahan mengambil ponsel tersebut, lalu menatap keheranan.
"Akh! mengapa kau melemparku? kau pikir aku ini sampah? s*al sakit sekali," Xiao Yu berdiri sambil memegangi pinggangnya.
Yanxie tak menggubris, dia asik membalik-balik ponsel di tangannya yang tengah mati tersebut. Yanxie terlonjak, dia menjatuhkan ponsel Xiao Yu karena kaget. Yanxie tak sengaja menekan tombol power, dan cahaya yang keluar dari ponsel Xiao Yu membuatnya waspada. Dengan cepat Yanxie menarik Qionglin lalu mengarahkan seruling tersebut ke ponsel Xiao Yu yang dia jatuhkan.
"Kau tak memiliki kultivasi, tapi menyimpan benda sihir!?" Yanxie terdengar marah.
"Kau gila atau apa? itu hanya ..." Xiao Yu melihat ponselnya, lalu terbelalak, "Ponselku hidup! bagaimana bisa?" Xiao Yu berlari untuk mengambil ponsel tersebut.
"Tetap di tempatmu! atau kau akan menyesal," Yanxie mengarahkan Qionglin ke leher Xiao Yu. Xiao Yu sontak mengangkat tangan, lalu membatu seketika.
"H-Hei ... kenapa kau mudah marah? itu hanya ponsel. Kau mengerti? sudah berminggu-minggu. Aku kira ponselku rusak, hah untung saja masih bisa hidup,"
"Selangkah saja kau mendekati benda sihir itu, aku akan membunuhmu." Yanxie menatap Xiao Yu tajam.
"Benda sihir apa yang kau katakan? itu hanya ponsel. Alat untuk menghubungi seseorang! ya ampun kolot sekali tempat ini. Sebenarnya apa yang kalian tahu!"
"Menghubungi seseorang? jadi kau sengaja masuk ke lembah Shui Jiao, lalu memanggil pasukanmu menggunakan benda itu untuk menyerang kami?"
"Pasukan apa yang bisa kupanggil, berhenti bicara yang tidak-tidak, dasar orang b*doh!"
"Kau bilang apa?"
Syut! Yanxie melayangkan Qionglin kearah Xiao Yu. Xiao Yu terbelalak, hampir saja benda itu menancap di lehernya, jika Yanmei tidak datang tepat waktu.
"Kakak! sudah kuduga kakak tidak bisa bicara baik-baik. Kakak bejanji akan bicara dulu baru memutuskan nasibnya!" Yanmei mendarat mulus di tanah, sambil memegang Qionglin yang tadi dengan susah payah dia tangkap.
"Yanmei!" Xiao Yu berlari lalu berlindung di belakang Yanmei, "Kakakmu sudah gila. Temprament nya buruk sekali."
Plak! Yanmei memukul kepala Xiao Yu, "Sudah kubilang jaga bicaramu. Kau benar-benar cari mati?"
"Akh! kenapa kau selalu memukul kepalaku? dasar wanita kejam."
"Yanmei, menjauh darinya!" Yanxie terlihat marah. Dia mengulurkan tangan lalu secara tiba-tiba Qionglin sudah melayang dan mendarat mulus di tangannya.
"Kakak. Kau tak boleh mengingkari janji. Kakak ingin membunuhnya tanpa bicara terlebih dahulu?"
Xiao Yu terbelalak, "Dia benar-benar mau membunuhku? tapi seruling itu memangnya bisa membunuh?"
"Qionglin bahkan bisa menembus lehermu, hingga kau bisa melihat bagian lain dari tembusan itu," ucapan Yanmei membuar Xiao Yu bergidik, lalu memegangi lehernya.
"Aku sudah bicara, dan makhluk ini memang punya niat buruk. Kau lihat? dia membawa benda sihir ke lembah. Dia berniat untuk memanggil pasukannya dan menyerang kita."
"Kakak, benda itu tak berbahaya. Itu hanya ponsel, alat komunikasi yang tak punya kekuatan apapun. Xiao Yu sudah menjelaskannya padaku."
"Dan kau percaya kata-katanya?"
"Kakak, lihatlah dia. Dia sangat tidak pintar, tak berguna, sangat lemah, dan tak memiliki kultivasi. Mana mungkin dia berani masuk kesini dengan kenyataan seperti itu? sudah pasti dia tak tahu apa-apa mengenai Dunia Tujuh Lentera, dan Lembah Shui Jiao."
"T-Tidak pintar, tak berguna? kalimatmu itu agak ... akh!" Xiao Yu meringis, karena Yanmei menginjak kakinya.
"Diam, jika kau mau selamat. Kakakku benar-benar akan membunuhmu, jika kau terus begini."
Yanmei mengambil ponsel Xiao Yu, lalu menunjukkannya kepada Yanxie, "Lihat, ini hanya benda bi ... wua! kenapa benda ini hidup?" Yanmei terbelalak, kembali melepaskan ponsel tersebut ke tanah.
"Hei, jangan menjatuhlan ponselku. Fiturnya memang tahan air dan benturan. Tapi tetap saja barang elektronik bisa rusak jika terus begini. Aish, aku harus menghubungi keluargaku."
"Kau lihat? masih bicara bahwa benda itu tidak berbahaya?" Yanxie menatap Yanmei untuk menunjukkan bahwa dia tidak salah.
"T-Tapi ..." Yanmei kembali mengambil ponsel tersebut, "Ini tidak berbahaya. Kakak lihat, benda ini tidak menyakitiku. Sama dengan benda lainnya yang dia bawa saat tenggelam ..."
"Ada benda lain lagi!?"
***
Xiao Yu menatap Yanxie dengan jengkel. Yenxie kini mengobrak abrik isi tas yang dibawa Xiao Yu saat kecelakaan. Xiao Yu hanya melihatnya dari jarak dua meter. Dia tetap menjaga jarak aman dua meter dari Yanxie dengan alasan yang sama. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan. Seperti kesempatan Yanxie menggorok lehernya, misalnya.
Yanxie menuangkan seluruh isi tas Xiao Yu ke dipan tempat dia duduk. Xiao Yu menghela nafas, Lalu berjongkok melihat Yanxie, sementara Yanmei dengan sengaja meninggalkan ruangan, agar Yanxie dan Xiao Yu bisa lebih akrab. Namun, gadis itu tetap mengawasi dari luar kamar.
"Lihatlah dia. Dengan wajah dingin dan rambut putih itu mengobrak abrik isi tasku. Dia ini gangster, jelas sekali," batin Xiao Yu sambil merengut.
"Ini benda apa?" tanya Yanxie, lalu menunjukkan sebuah botol berwarna hitam kepada Xiao Yu.
"I-Itu deodorant."
"Deo ... apa?"
"Deodorant. Untuk menyegarkan ketiakmu. Dipakai setelah mandi, tutup botolnya dibuka lalu di gosokkan ke ketiak ..."
"Bicara hal seperti itu tanpa malu? dasar tidak bermoral!"
Xiao Yu langsung terdiam, melihat Yanxie melotot kearahnya. Yanxie melirik botol deodorant tersebut sekali lagi, lalu membuangnya ke lantai.
"Tidak berguna!" ucap Yanxie, lalu mengambil barang lain. Xiao Yu menghela nafas, lalu menyelamatkan botol deodorantnya yang berguling di lantai.
"Apakah ini sisir?" Yanxie menatap benda berwarna coklat tersebut.
"Tepat. Ternyata ada yang kau tahu. Itu sisir, untuk merapikan rambutku yang indah ini."
Yanxie membuang sisir tersebut, "Tidak berguna."
"Apanya uang tidak beguna? benda ini penting untuk penampilan!" Xiao Yu mengambil sisir tersebut, lalu menyimpan benda itu di saku mantelnya.
Yanxie kembali mengacak barang-barang Xiao Yu. Ternyata begitu banyak barang di tas Xiao Yu. Kabel untuk mengecas ponsel, Earphone, kertas memo, sunscreen. Semua di lempar Yanxie ke lantai dengan kalimat yang sama keluar dari mulutnya. "Tidak berguna."
"Ini apa?" tanya Yanxie kemudian, dia menyentuh sebuah bulpen dengan desain mewah. Bulpen maha, berlapis berlian, dengan ukiran nama Xiao Yu.
"Itu bulpen," ucap Xiao Yu singkat.
"Bulpen?" Yanxie masih tidak mengerti.
Xiao Yu mengambil kertas memo lalu menghampiri Yanxie, "Kau lihat kertas ini? kemarikan bulpennya," Xiao Yu mengambil bulpen dari tangan Yanxie, "Buka tutupnya. Lihat, bukankah ujungnya sangat elegan? kau bisa menulis menggunakan ini, Xiao Yu."
Xiao Yu menulis namanya di kertas memo. Yanxie menatap kertas tersebut, lalu merebut bulpen dari tangan Xiao Yu.
"Jadi ini adalah kuas?"
"Bukan kuas, tapi bulpen."
"Kenapa namanya jelek sekali?"
"Itu memang namanya. Bagaimana bisa dibilang jelek!"
"Bicara denganku menggunakan nada tinggi. Sepertinya kau lupa, kemurahan hatiku membuat kau tetap hidup."
Xiao Yu terdiam, lalu menundukkan kepalanya, "Maaf," Xiao Yu melirik Yanxie, "Dasar psikopat berdarah dingin!"
Yanxie menatap bulpen dan kertas memo di tangannya, "Benda sihir ini berguna."
TBC