BAB 12. Perasaan Khawatir

1342 Kata

“Zea nelfon…” Seketika Radit dan Riko menoleh dengan tatapan lemas, bingung bagaimana menjelaskannya. “Angkat” ucap Axel ragu. Radit terdiam, menatap layar ponsel tersebut, ia tidak tau kemauan Daffa, boleh jadi ketika sadar, Daffa tidak ingin Zea tau dan membuatnya khawatir, tapi disisi lain ia juga tidak tau harus beralasan apa untuk menutupinya. Setelah bergulat dengan fikirannya sendiri, Radit memilih untuk me non-aktifkan ponselnya dan memasukkan kedalam saku celananya. “Kita tunggu sampe Daffa bangun, dia mau ngasih tau Zea atau engga” ucap Radit sambil berjalan kearah sofa dan bersandar disana. Tidak lama kemudian, ponsel Axel berbunyi dan benar saja, kini Zea lah yang menelfon ke ponsel Axel. “Hallo Ze…” Axel menerima panggilan telfon dari Zea, membuat Radit melihat kearah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN