Berjalan santai diantara koridor sekolahnya, tangannya masih memegang kunci motor dan sebuah ponsel. Daffa yang sadar akan tatapan para siswi disekitarnya memilih untuk tetap fokus pada arah tujuannya, tanpa menghilangkan citranya sebagai ketua osis, ia masih datang tepat waktu dengan atribut lengkapnya. Pagi itu Daffa sudah menerima pesan dari Radit bahwa ia berada dikantin dengan Clarisa dan Jihan. Daffa pun segera masuk ke ruang kelas nya untuk meletakkan tas, saat hendak menuju kantin ia melewati kelas 10 ips 1, ia melewati 2 orang siswi yang menatapnya dengan aneh, lebih tepatnya seperti ingin berkata sesuatu namun ia tidak begitu memperdulikan nya dan lebih memilih untuk melalui nya begitu saja tanpa respon sedikit pun. “Daff, mau sarapan apan?” tanya Radit menyambut Daffa yang sud
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari