BAB 5. Menyikapi Clarissa

1083 Kata
BAB 5. Menyikapi Clarissa Author POV Daffa dan ke tiga temannya sekarang berada di ruang osis, Ada Zea juga di sana sedang mencetak beberapa kertas laporan yang dibuat oleh daffa kemarin. Daffa dan Radit memeriksa beberapa laporan kegiatan sedangkan Riko dan Axel yang bukanlah anggota osis hanya duduk bersandar sambil memainkan ponselnya. Pintu ruang osis terbuka dan seseorang memanggil Zea. “Permisi, maaf mengganggu, Zea dipanggil Bu Amma di ruang guru sekarang, makasih” perempuan itu langsung pergi dari pintu. Zea yang merasa namanya dipanggil pun langsung bergegas pergi ke ruang guru. “Zeaa.. abis ini lo gausah lanjutin print nya, biar gue yang lanjutin, lo masuk kelas aja” ujar Axel yang membuat teman-temannya merasa aneh. “Yaudah, makasih ya xel” Zea sekarang sudah tidak ada diruangan tersebut. Radit yang bingung melihat kelakuan Axel pun mulai membuka suara. “Ko lo main nyuruh Zea pergi gitu aja, emng lo mau lanjutin ngeprint?” “iyaa ah tenang aja, udah lo semua mending dengerin cerita gue baik-baik, dari tadi gue nungguin Zea pergi dari sini, dan ini menyangkut Clarisa” Riko nampak antusias “ada apaan emangnya?” Sedangkan Daffa hanya mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas itu ke arah Axel. “Terutama lo nih Daf, dengerin” tegur Axel ke arah Daffa yang kelihatan tidak begitu penasaran. “jadi, kemaren Clarisa nemuin gue dikoridor abis itu dia ngajak gue ngobrol, dia nanyain hubungan lo sama Zea Daff, tu anak penasaran banget” Daffa menaikkan sebelah alisnya. “lo jawab apaan?” “gue ga jawab masalah iya apa engganya, gue tanya dulu ke dia, kenapa dia nanya begitu, cuma penasaran aja apa dia ada perasaan sama lo” “Ck! gapenting”, decak Daffa spontan “Abis itu dia ngomong ke gue dia juga gatau ada perasaan apa engga ke lo Daf, tapi yang jelas dia kesel kenapa lo baik ke cewe cuma sama Zea doang, kenapa lo deket banget sama Zea, dia kepikiran lo terus katanya” Axel menatap Daffa dengan serius. “hahaha jadi Clarisa cemburu sama Zea? tu anak masih waras ga sih, Daffa kan pernah ngebentak-bentak dia, bukannya benci malah jadi suka, anehh” sahut Radit yang merasa tak habis fikir dengan Clarisa. “mending sama gue lahh Claris-Clariss, yang lebih kece ini haha” Riko tertawa kecil. Namun Daffa masih diam mendengar perkataan Axel, kenapa bisa Clarisa justru menyimpan perasaan terhadap dirinya setelah ia memarahinya habis-habisan. “Jadi tanggepan lo tentang tu cewe apaan?” Radit menatap serius ke arah Daffa. “Lo harus bisa menyikapi Clarisa dengan baik Daf, meskipun lo ga suka sama tu cewe, seenggaknya jaga perasaannya, jangan sampe dia sakit hati sama omongan lo yang kasar dan sikap lo yang dingin kaya gini, tapi lo juga jangan sampe ngecewain Zea” Axel memberikan masukan kepada Daffa yang masih diam tak bergeming. “wehh bijak banget lo Xel mentang-mentang sering gonta-ganti cewe Ck!” “Sialan lo Rik..” Axel mendorong tubuh Riko sampai hampir jatuh dari sofa, membuat Radit terkekeh melihat kelakuan sahabatnya. “Gue duluan” suara Daffa tiba-tiba membuat mereka melihat pergerakan Daffa meninggalkan ruangan tersebut. ---- ❣ Daffa melangkahkan kaki nya menuju kantin untuk membelikan Zea makanan, sesampainya dikantin ia duduk sambil memainkan ponselnya di salah satu bangku kantin dan menunggu pesanannya siap. Daffa tidak sengaja melihat Clarisa dan kedua temannya memasuki area kantin, namun ia memilih untuk pura-pura tidak melihat. “Ris, ada ka Daffa tuh sendirian” tunjuk Jihan memberitahu keberadaan Daffa dikantin. “samperin ga yaa Han” tanya Clarisa dengan sedikit ragu. “Gausah deh Ris, nanti lo malah dimarahin lagi sama ka Daffa” usul Putri supaya Clarisa tidak bertindak yang aneh-aneh. “tapi gue pengen liat dia marah hehe, yaudah yaa gue mau samperin ka Daffa” tanpa babibu lagi Clarisa sudah berjalan menghampiri Daffa. “Ka Daffa…?” sapa Clarisa namun Daffa hanya mendongakkan kepalanya tanpa menjawab sapaan Clarisa. “kok lo sendirian sih, yang lain pada kemana?” tanya Clarisa. Daffa yang saat itu merasa terganggu dengan kehadiran Clarisa hanya bisa menahan kesal, ia teringat ucapan Axel yang memintanya untuk menjaga sikap nya kepada Clarisa. “Ruang osis” singkat daffa. Clarisa tampak semakin antusias melihat Daffa mau menjawab pertanyaannya meskipun sangat-sangat singkat. “ouhh gitu, lo ga makan? ko meja lo kosong? apa udah selesai makannya? atau juga belom dateng makanannya?” cerocos Clarisa membuat Daffa gusar. Kemudian Ibu kantin menghampiri mereka dan memberikan bungkusan makanan kepada Daffa, setelah itu dibayar dan ia masih menunggu Ibu kantin mengambilkan kembaliannya. “loh kok dibungkus?, emang lo gamau nawarin gue makan gitu?” “lo mau?” tanya Daffa dengan malas. Mendengar hal itu membuat wajah Clarisa menjadi senang, “ lo serius nawarin gue makan sama lo?” Ibu kantin kembali membawakan uang kembalian milik Daffa, “kembaliannya buat 3 porsi lagi bu” Daffa memesan kepada Ibu kantin lagi. “Mas Daffa mau makan disini atau dibungkus aja?” tanya ibu kantin itu. “taroh dimeja ini aja” Ibu kantin itupun kembali membuat pesanan lagi. “2 porsi buat lo? banyak banget sih lo makanya, padahal udah bungkus juga” tanya Clarisa sambil tersenyum manis. “Lo makan aja sama temen-temen lo” Ucap Daffa cuek sambil melirik kearah Jihan dan Putri yang sedari tadi memperhatikan ulah temannya dari jarak yang lumayan dekat. Daffa langsung pergi meninggalkan Clarisa. “Ishh! ngeselin bangett sih tu orang, gue pikir dia udah baik sama gue tapi malah ditinggal gitu aja” umpat Clarisa memanyunkan bibirnya. Putri dan Jihan pun menghampiri Clarisa yang baru saja dibuat kesal oleh Daffa. “Jadi kita ditraktir nih sama ka Daffa?” tanya Jihan penasaran “Traktir apanya! klo ditraktir mah dia juga makan disini sama kita bukan malah pergi!” “ya tapi ka Daffa kali ini udah baik kali sama lo Ris, buktinya dia mau beliin Bakso, yakann?” Putri mencoba menghibur sahabatnya itu. ▶Pulang sekolah Clarisa berencana main kerumah Jihan bersama Putri juga. Tetapi siang ini Jihan dan Putri ada eskul model selama 2 jam ,mau tidak mau Clarisa harus duduk menunggu didepan ruang eskul sendirian. Hampir satu jam Clarisa hanya memainkan ponselnya. “Hai Clarisa” sapaan itu membuat Clarisa menolehkan kearah suara tersebut, ternyata itu Zea yang sudah duduk dibangku depannya. “eh ka Zeaa, ko kaka belom pulang? masih sibuk Osis ya?” “Tau aja kamu” senyum Zea Mengembang dengan sangat cantik. “kamu sendiri kenapa masih disini?” “Nunggu temen aku eskul model ka, mau main hehe” “oh begitu, kenapa ga gabung eskul aja?” “Nanti aja deh ka aku masih bingung mau masuk eskul apa” Clarisa mengimbangi senyum Zea dengan ramah. “kalau kamu minat, kamu boleh gabung sama eskul kaka, eskul Lukis” tawar Zea kepada Clarisa. “keliatannya menarik, nanti aku pikirin lagi ya ka hehe” Mereka berdua tampak mulai akrab, ngobrol dengan senyum dan candaan. “Zeaa…” Panggil seorang lelaki dari pintu ruangan Osis. Ternyata itu ka Daffa. “Abisin dulu makanan nya” pinta Daffa dengan penuh perhatian kepada Zea, dan Daffa melihat keberadaan Clarisa dengan malas. “Oke” Zea tersenyum kearah Daffa. Dan kembali menoleh kearah Clarisa, “aku masuk dulu ya, makan siangku belum habis soalnya” “iya ka” wajah Clarisa sudah berubah menjadi lesu. Zea berjalan menghampiri Daffa ,mereka pun masuk keruang Osis. Melihat kejadian itu membuat Clarisa sedikit merasa cemburu terhadap Zea, Daffa sangat perhatian kepada Zea layaknya seorang kekasih. Clarisa mengusap kasar wajahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN