Mahar 10 Milyar

1034 Kata
"Apa! sepuluh milyar!" teriak Harto. Camelia bahkan hampir jatuh pingsan karena terlalu shock. Semua orang mematung bagaikan tersambar petir. "Kalau kalian ingin menjadikan Kanaya sebagai Menantu, kalian harus menyiapkan mahar sebesar sepuluh milyar," ucap Antonio mengeraskan suaranya menatap Harto dan Nurma yang masih tercengang. "Bagaimana bisa Anda melakukan ini Tuan Antonio, apakah Kanaya itu barang?" tanya Nurma. Rasanya mereka ingin sekali keluar dari rumah yang hawanya menyesakkan d**a, bagaimana bisa Antonio seterus terang itu meminta mahar sebanyak itu. "Apa yang Papa lakukan?" tanya Camelia yang sudah berada di dalam pelukan Kanaya, matanya berkaca-kaca tak menyangka ucapan sang Papa. "Aku tidak akan mengulangi ucapanku, kalau kalian bisa mengadakan mahar sebesar yang aku sebutkan tadi, aku akan menerima lamaran kalian, tapi kalau tidak sanggup sebaiknya kalian segera pergi dari rumahku," tegas Antonio. Harto merasa sangat kesal, ia ingin berdiri dan meninggalkan rumah itu, namun Reins yang masih shock pun menahan sang Papa. "Tolong Pa," gumamnya. Reins juga meminta pertolongan Mamanya agar membujuk sang Papa untuk memenuhi permintaan Antonio, selama ini Reins memang tidak mengetahui berapa aset yang di miliki oleh keluarganya itu. "Kamu gila ya! darimana kita bisa mendapatkan uang sebanyak itu, mungkin menjual semua aset yang Papa miliki pun belum tentu cukup Reins," bisik Harto. Reins berkeringat, wajahnya merah padam karena menahan rasa kesal. Kanaya menatap wajah menyedihkan itu, ia merasa sangat malu kepada Reins. "Aku seperti mangsa yang siap untuk di santap oleh siapapun, bahkan kali ini aku mengijinkan Reins untuk memangsa diriku, padahal aku sendiri tahu kalau ia menyantap diriku itu hanya akan membuat Reins keracunan dan menderita, sejak awal Kakek tidak mungkin merestui hubunganku dan Reins, Kakek hanya ingin mempermalukan Reins dan Keluarganya, Kakek hanya akan menjadikan diriku alat untuk memperbaiki perusahaannya, aku hanya akan menjadi mangsa untuk keluarga Hazardy sialan itu! apa ini yang dirasakan oleh Clarista, apa ini yang membuat gadis egois itu mengakhiri hidupnya, kenapa sekarang aku merasakan simpati kepada gadis yang dulu selalu membullyku, aku benci kakek, aku benci keluarga ini, tapi aku lebih benci pada diriku yang tak berdaya," Kanaya menangis sejadi-jadinya. "Cukup Reins, sebaiknya kalian pulang saja," ujar Kanaya. "Ti-tidak Kanaya, aku tidak akan membiarkan hal buruk itu terjadi padamu," ucapnya. Reins mengepalkan kedua tangannya, ia tak tahu harus melakukan apa, darimana ia mendapatkan uang sebanyak itu, mana mungkin mereka menjual semua aset yang mereka miliki, bagaimana kehidupan orang tuanya kedepannya. "Kita pulang Reins!" pekik Nurma yang sudah berdiri dan menarik lengan putra semata wayangnya itu. Nurma tak lagi bisa mentolerir perbuatan Antonio Taufan, jelas sekali pria tua bangka itu ingin mempermalukan keluarga mereka. "Tunggu Ma, kita bisa bicarakan dulu baik-baik dengan Tuan Antonio," ujar Harto menenangkan sang Istri. Antonio menatap remeh ke arah keluarga Gantara itu, tatapannya sangat jelas sekali ingin merendahkan keluarga Gantara. "Kalau tidak punya uang kalian lebih baik pergi, besok keluarga Hazardy akan melamar cucuku ini," sindir Antonio. Antonio pun beranjak ingin pergi meninggalkan semua orang. "Tunggu Tuan Antonio, saya mohon berikan kami keringanan, Putraku sangat mencintai Cucu anda," ucap Harto. Antonio diam dan melanjutkan langkah kakinya untuk meninggalkan semua orang yang masih shock. "Papa!" panggil Camelia dengan suara paraunya. Bagaimana mungkin Papanya melakukan hal menjijikkan seperti ini, Camelia tahu betul kalau Papanya tidak terlalu mencintai Kanaya, namun bagaimana bisa seorang Kakek memperlakukan seseorang yang melamar cucunya seperti itu, Antonio jelas sekali seperti ingin menjual cucunya sendiri. "Kakek!" panggil Kanaya setelah teriakan sang Mama di abaikan oleh Kakeknya. Antonio menghentikan langkah kakinya dan memutar tubuhnya menghadap kearah semua orang. "Persiapkan dirimu Kanaya untuk bertemu calon suamimu besok, kau hanya akan menikah dengan Ethan Hazardy!" tegas Antonio. Pria tua itu kembali melanjutkan langkah kakinya berjalan ke arah ruang kerjanya. Reins meremas sofa dengan sangat kuat, mendengar nama pria yang akan menikahi Kanaya saja sudah membuatnya naik pitam. "Ma-maafkan Papa saya," gumam Camelia terbata-bata. Ia bahkan tak sanggup melihat wajah ketiga orang di depannya. Camelia sangat malu dan hanya bisa menundukkan kepalanya. "Sebaiknya kami pergi Jeng, saya tidak bisa menerima hal ini," ujar Nurma. Nurma berjalan ke arah pintu keluar, Harto hanya bisa mengikuti langkah kaki istrinya yang tergesa-gesa ingin keluar dari tempat mengerikan itu. "Bagaimana bisa mereka melakukan ini, itu sama saja mereka menjual Putrinya, memangnya sehebat apa si Kanaya itu sampai di hargai sepuluh milyar!" umpat Nurma. Ia bahkan masih berada di dalam kediaman Taufan saat mengatakan itu pada suaminya yang berjalan di belakangnya. Tentu saja Kanaya dan Camelia mendengar umpatan Nurma itu. Tetapi mereka tak sakit hati karena hal yang di katakan Nurma benar adanya, apa yang di lakukan kepala keluarga Taufan memang sangat jelas kalau ingin menjual Kanaya. Reins masih duduk berada di tempatnya, ia menundukkan kepalanya. "Reins, sebaiknya kau pulang saja ya," ujar Kanaya. "Tidak Kanaya! aku tidak bisa kehilangan dirimu," isaknya. Reins sudah menangis, airmata mengalir di pipinya. Camelia sungguh tak sanggup melihat hal ini, ia sangat kecewa pada dirinya sendiri karena tak dapat melakukan apapun, Reins terlihat sangat tulus mencintai Kanaya. "Reins pulanglah Nak," bujuk Camelia. Reins menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia berdiri lalu berjalan mendekati Camelia, ia berlutut di hadapan Camelia. "Tolong Tante, tolong saya Tante, saya sangat mencintai Kanaya," Hiks hiks hiks ... Reins benar-benar sudah kehilangan rasa malunya, ia menangis di hadapan Kanaya dan Camelia. "Bawa lari Kanaya Reins," ucap Camelia. Reins membulatkan kedua matanya, begitu juga Kanaya. "Apa yang Mama katakan?" tanya Kanaya. "Pergilah bersama Reins, kalau kalian saling mencintai, kalian harus memperjuangkan cinta kalian," ucap Camelia. Kanaya berdiri dan menatap tajam ke arah Camelia. "Jadi Mama ingin aku mengikuti jejak Mama yang terdahulu," kekeh Kanaya. Deg ... Jantung Camelia berdebar kencang, ia tahu betul maksud Kanaya, dulu ia dan ayah Kanaya melarikan diri karena cinta dan berakhir menyedihkan. "Ini berbeda Kanaya, Reins bisa menghidupi mu dengan layak, Reins akan menjadi Pengacara terbaik," ucap Camelia. Kanaya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sampai mati pun aku tidak akan melakukan apa yang pernah Mama lakukan bersama pria tak bertanggungjawab itu," pekiknya. Reins memegang lengan Kanaya. "Kanaya, aku tidak akan melakukan hal yang dilakukan ayahmu, aku akan memberi kehidupan yang paling layak, aku pun tak ingin mengambil dirimu dengan cara seperti ini, tapi untuk sekarang aku tak bisa menyelematkan dirimu dengan cara yang baik, apa yang dikatakan Tante Camelia-" "Cukup Reins!" potong Kanaya. "Kana," lirih Reins dengan wajah memelas. "Aku tidak mencintaimu! tidak perlu melakukan hal gila!" bentak Kanaya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN