"Tidak Pa!" teriak Camelia tanpa sadar, wanita paruh baya itu bahkan sudah berdiri.
Edward dan Ethan sampai keget melihat ekspresi Camelia.
"Aku yang memutuskan semuanya," ucap Antonio dingin.
"Kanaya masih kuliah Pa, dia masih ingin menggapai cita-citanya, tolong Pa jangan nikahkan Putriku yang masih kecil itu," mohon Camelia.
Ia tak perduli bila harus terlihat menyedihkan di depan Keluarga Hazardy.
"Cu-kup Nio, jangan memaksakan apapun, lagipula Clarista saja belum kita makamkan," lirih Edward.
Ethan merasa semakin jijik melihat tingkah laku pria tua di hadapannya ini, Antonio benar-benar tidak menyerah sedikitpun, bagi Ethan itu semua di lakukan Antonio hanya untuk kekuasaan dan kekayaan.
"Sial! pria tua ini tidak punya hati, bukankah mayat Cucunya masih berada di rumah ini, dan sekarang dia malah ingin menikahkan ku dengan Cucunya yang lain," batin Ethan semakin kesal.
Ethan berdiri dengan ekspresi wajahnya yang semakin terlihat dingin, bahkan pria tampan itu terlihat marah.
"Aku ingin pergi dari sini Kek! aku gerah," ujarnya berlalu meninggalkan semua orang.
"Ethan- " teriak Edward.
Sayangnya Ethan tak memperdulikan teriakan sang Kakek dan berlalu begitu saja.
Ethan berjalan cepat menuju pintu keluar, rasanya ia ingin menghirup udara segar.
"Dia pikir dia siapa! bisa-bisanya dia yang menentukan wanita yang ingin ku nikahi, b******k!" pekik Ethan.
Ethan memegangi kepalanya yang terasa mau pecah, rasanya ingin gila bila mengingat semua yang telah terjadi.
~
Sebulan yang lalu ...
"Et, menikahlah dengan Cucu teman kakek, mereka akan datang untuk makan malam bersama kita,"
"Apa?! apa yang Kakek lakukan? bagaimana bisa Kakek memutuskan semuanya sendiri, dan Kakek bilang malam ini?"
"Kakek tidak punya pilihan, Kau sudah berusia dua puluh lima tahun tetapi kau bahkan tidak pernah membawa pacarmu ke rumah ini, atau jangan-jangan kau tidak menyukai wanita," selidik Edward.
Ethan mendengus kesal, ia yang sudah rapi menggunakan setelan kantor terpaksa mengendurkan dasi yang melingkar di lehernya.
"Aku normal," ketusnya menatap dingin sang Kakek.
Edward terkekeh melihat wajah dingin sang Cucu semata wayangnya.
"Kalau begitu menikahlah dengan Cucu teman kakek, dia gadis yang sempurna untuk menjadi pendamping cucu Kakek yang tampan dan sempurna," goda Edward.
"Aku tidak mau Kek! jangan paksa aku,"
Sekian detik, wajah Edward tampak murung, ia terduduk lemas tak berdaya, pria tua dengan tongkat itu menunduk dengan wajah di tekuk.
"Ke-napa Kakek bersedih,"
"Apa kau tidak menyadari semuanya Et, musuh sedang mengintai mu setiap waktu, Reiner dan keturunannya berharap keturunanku habis dan dia bisa menguasai perusahaan kita," lirihnya.
Ethan menatap sedih ke arah sang Kakek, ia tahu betul perasaan Kakeknya, Reiner Hazardy adalah adik kandung Edward yang berniat merebut perusahaan mereka. Bahkan Edward dan Ethan mencurigai Reiner lah yang menjadi dalang tewasnya kedua orang tua Ethan yang terbakar di Villa mereka sendiri, namun sampai sekarang Edward dan Ethan tidak bisa memecahkan kasus kematian orang tua Ethan yaitu Ervand Hazardy dan Giska Hazardy.
Polisi hanya mengatakan kalau semua terjadi murni karena kecelakaan.
Padahal hari kematian mereka adalah hari Anniversary pernikahan mereka yang ke sepuluh tahun, Ethan saat itu masih berusia delapan tahun, Ervand dan Giska sedang merayakan hari pernikahan mereka, itu sebabnya Ethan kecil tak ikut ke Villa dan tak menjadi korban kebakaran malam itu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Semenjak kematian kedua orang tuanya pula yang membuat Ethan menjadi dingin dan tak berperasaan, hidupnya berasa tak memiliki arti tanpa kedua orang tua yang ia sayangi. Kalau saja bukan karena sang Kakek, sejak dulu ia ingin menyusul kedua orang tuanya ke alam baka.
Namun Ethan tahu, ia tak mungkin meninggalkan Kakeknya sendiri di dunia yang dipenuhi oleh manusia tamak harta namun tak mau bekerja keras.
Bujuk rayu sang Kakek pun akhirnya di penuhi oleh Ethan, ia menerima perjodohan dirinya dengan Clarista Taufan.
Tanpa masalah pertunangan itu berjalan dengan lancar, baik Ethan ataupun Clarista bisa menerima perjodohan itu dengan baik, bagi Ethan Clarista pantas bersanding dengan dirinya karena Clarista cantik, berpendidikan dan juga cukup bersahaja.
Tetapi ada saat dimana ia merasa kalau Clarista tak menginginkan perjodohan itu, Ethan pun memaklumi karena ia sendiri tak begitu menerima perjodohan itu.
Selama satu bulan mereka menjalani hubungan itu dengan baik, beberapa kali Ethan dan Clarista melakukan makan malam romantis, meskipun mereka sama sekali tak menikmati, setelah makan mereka pulang, begitulah hari-hari yang mereka jalani selama bertunangan.
Hingga akhirnya hari yang menjadi petaka bagi Keluarga Taufan terjadi, Clarista mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri di kamarnya sendiri.
~
"Percuma aku menolak, Kakek pasti sedih," gumamnya.
Ethan melangkah keluar menuju mobilnya, saat datang ia memang datang bersama Kakeknya, itu sebabnya sebelum berlalu meninggalkan kediaman Taufan ia menghubungi supirnya untuk menjemput Kakeknya.
Ethan masuk ke dalam mobilnya, ia berniat pergi ke Club dimana ia akan menghabiskan malamnya dengan beberapa gelas minuman beralkohol, hanya itu saja hal yang bisa ia lakukan untuk melupakan segala masalah dalam hidupnya. Bila di lihat, semua orang akan mengira bahwa hidup Ethan Hazardy begitu sempurna, sayangnya kehidupan Ethan seperti sebuah cerita yang di atur oleh Sutradara yang tak lain dan tak bukan adalah Edward Hazardy.
Ethan mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi, dirinya sudah tak sabar meneguk minuman haram itu.
Setelah beberapa menit, Ethan tiba di sebuah Club malam yang hanya di datangi oleh mereka yang berasal dari kalangan atas.
Ethan masuk ke dalam Club itu dengan tatapan kosong namun begitu dingin layaknya es di Antartika. Dirinya yang tampan nan rupawan dengan tubuh ideal pastilah langsung menjadi fokus utama para wanita yang berada di Club.
"Lihatlah! dia itu Ethan Hazardy kan?" bisik seorang wanita yang merupakan Putri tunggal perusahaan yang bergerak di bidang retail.
"Kau benar, dia itu kan pewaris Mercia Grup,"
"Apa?! bukankah itu adalah perusahaan yang sangat besar dan memiliki banyak anak perusahaan dalam berbagai bidang,"
"Ya, sayangnya pria itu sangat dingin dan kaku, aku pernah ingin mengajaknya berkenalan, dan aku di abaikan begitu saja,"
Begitu lah beberapa ungkapan perasaan para wanita yang mengenal Ethan, pria sempurna itu sama sekali tak bisa di ajak berkenalan apalagi untuk di miliki, itu sebabnya Ethan selalu sendirian di meja bar dan hanya di temani oleh Bartender yang merupakan sahabat Ethan waktu sekolah.
"Bro kenapa lagi? wajah tampan itu selalu di tekuk," Kekeh David seorang Bartender senior yang memiliki wajah tampan nan rupawan.
"Tunanganku meninggal,"
"A ...apa!!!"