Bab 6 Hari Pertama

1077 Kata
Raya tidak pernah menduga, jika sambutan yang begitu elegan di buat rapih oleh atasannya hingga beberapa mobil berhenti di depan perusahaan dan melihat beberapa orang datang terutama seorang pria dengan setelan jas hitam kemeja putih berjalan paling depan masuk melalui pintu utama. "Ck, menunduk!" Nadira memukul lengan Raya hingga gadis itu di buat terkejut dan menunduk di buat oleh Nadira. "Kau mengejutkanku," protes Raya. "Kau bodoh, malah berdiam saja," cetus Nadira. "Memang harus ya menunduk seperti ini?" tanya Raya, dia kesulitan untuk menundukan kepalanya dengan benar. Tuan Morgan, mengerutkan dahinya melihat ada 2 pekerjanya yang di sibukan dengan perbincangan mereka sendiri. Dia berjalan mendekat dan melihat kedua gadis itu masih meributkan hal yang sedang mereka lakukan, menunduk untuk memberi hormat pada atasannya. "Dia hanya manager dan masih ada atasan di atasnya kenapa kita harus sampai menunduk seperti ini," protes Raya. "Kau lakukan saja dan jangan banyak protes," tegas Nadira. "Ck, bukankah aku sudah lakukan?" tanya Raya. "Tapi kau menggerutu sedari tadi," protes Nadira. "Apa kalian bosan hidup?" Mendengar pertanyaan itu membuat Raya bangun dari posisi menunduk nya yang terkejut mengerutkan dahinya saat melihat manajer yang dia sambut berdiri tepat dihadapannya berteman dengan yang lain ya menatap tajam kearah dia perasaan canggung dia rasakan namun Nadira sedaritadi menarik baju Raya untuk membuatnya memberi hormat dan meminta maaf kepadanya yang bahkan berdiri tepat di hadapan mereka. Namun keterkejutan dan rasa canggung Raya membuat ia melupakan hal itu hingga memilih untuk menjadi salah tingkah dengan tatapan Morgan, yang masih tidak percaya jika ada seorang gadis dengan penuh percaya diri tidak merasa bersalah ataupun canggung terhadapnya. Menjadikan dia hal yang cukup menarik ketika deretan para gadis memperlakukannya dengan sangat berlebihan bahkan berteriak Ingin jatuh ke pelukannya tapi pekerjanya yang ada di hadapannya Itu tampak begitu acuh tanpa terkesima dengan wajahnya selamat datang tuan Morgan "Maaf dia ...." Ucapan Albert tidak dihiraukan oleh Morgan pergi begitu saja sendiri tidak percaya jika Morgan sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Raya hingga dia mulai merasa membaik dan membiarkan Raya dengan Nadira begitu saja Raya mengangkat sebelah alisnya dia juga ikut berjalan Kembali ke tempat kerja. "Hei kau sangat beruntung sekali melewatkan hari yang buruk setelah begitu rusuh saat penyambutan nya ada apa dengan dirimu hanya penyambutan saja begitu banyak." Urotes ucapan dari teman lainnya dan juga pertanyaan dari Nadira sama sekali tidak ditanggapi oleh Raya. Gadis itu memilih untuk pergi dan masuk ke ruang kerja tanpa mencoba untuk ikut membicarakan tentang manajer barunya yang begitu tampan dan muda terlihat elegan dan berwibawa sehingga mereka begitu menyukainya untuk Pandangan pertama. Raya dikala senggang dia memilih untuk membuat naskah yang belum sempat dia kerjakan tadi malam setelahnya Gadis itu merenggangkan tubuhnya hingga seseorang berjalan masuk memberikan satu dokumen berdiri tepat di sampingnya Raya melihat ke arahnya dengan pertanyaan yang disambut oleh Doni. "Berikan ini kepada ruangan Tuan utama!" seru Doni. "Apakah harus aku?" tanya Raya. "Bodoh ini adalah laporan yang sempat kau berikan kepadanya dan meminta aku untuk memperbaiki sedikit pendapat nanti. Dia akan membandingkan pendapat dirimu dan juga diriku. Pergilah, selama kau cukup beruntung sama sekali tidak mendapatkan masalah ketika dia membukanya," tegas Doni. Pria itu pergi begitu saja setelah memberikan dokumen kepada Raya. Raya yang tidak bisa protes dia memilih untuk merapikan pakaiannya. Setelah dia mengirimkan beberapa naskah untuk pekerjaannya hingga berjalan keluar dari ruangan dan tidak memerlukan waktu lama dia sudah berdiri tepat di depan pintu ruangan Direktur Utama pemilik perusahaan. Dia mengetuk pintunya balasan dari dalam membiarkan dia masuk hingga berdiri dengan lama, saat Raya melihat pria yang sempat dia lihat tadi pagi. "Ternyata seorang manajer juga bisa tinggal di tempat utama di ruangan utama gumam Raya. "Tuan, saya memberikan dokumen yang anda minta!" seru Raya. "Sudah berapa lama kau bekerja di perusahaan ini?" tanya Morgan. "Sekitar 2 tahun, Tuan," jawab Raya. "Lalu, apakah kau tidak pernah melakukan penyambutan seperti tadi pagi sampai-sampai kau meragukannya?" tanya Morgan. "Maaf tuan, tapi selama ini kami tidak pernah menyambut kedatangan seorang manajer dengan berlebihan, seperti tadi pagi. Sepertinya anda sama sekali tidak menyukai saya Jika seperti itu saya minta maaf." Mendengar ucapan raya dan penjelasannya membuat Morgan mengangkat sebelah alisnya. Da tidak percaya jika Raya menganggap dirinya adalah seorang manajer hingga Morgan yang sempat kesal terhadap Raya, memilih untuk tersenyum tipis dia melihat resume raya yang ada di hadapannya hingga melihat bahwa dia adalah seorang gadis berusia 23 tahun bekerja selama 2 tahun di perusahaan. Setelah dibiarkan kembali Raya menggerutu sepanjang perjalanan dia tidak percaya jika Tuan Morgan hanya memperhatikan dirinya, tanpa mencoba untuk banyak bertanya dan bahkan pertanyaannya di luar dugaan dari pekerjaan. "Apa yang dilakukan? Kenapa dia bertanya seperti itu membuatku merasa canggung saja," gerutu Raya. Hingga setelah jam pulang gadis itu berpamitan dengan Nadhira dan berpapasan dengan Morgan yang berada di dalam mobil. Namun Raya masih mengangkat sebelah alisnya tidak percaya jika Morgan selalu memperhatikan dirinya dari atas, sampai bawah pria itu tidak tahu begitu menyukai ketika memperhatikan gerak-gerik pekerjanya yang satu itu. Morgan bahkan mengikuti kemana arah Raya berjalan hingga gadis itu pergi ke sebuah toko makanan dan juga ke toko pakaian. Setelah dia mengambil uang di mesin ATM dengan wajahnya yang tampak ceria setelah mendapatkan bayaran dari pekerjaan sampingan nya itu. "Tuan, apakah kita akan tetap seperti ini dan tidak menghampirinya?" pertanyaan sopir mengejutkan Morgan sehingga dia menatap tajam kearah sopirnya. "Apa yang kau katakan? Siapa yang sedang mengikutinya cepat pergi dari sini!" seru Morgan. Supir pribadi Morgan memilih untuk mengangguk dan kembali melajukan kendaraannya. Meski dia tahu bahwa saya dari tadi tua mereka memintanya untuk terus mengikuti gadis itu yang sedari tadi masih saja tidak pergi pulang bahkan sibuk dengan aktivitasnya. "Kenapa aku merasa ada yang mengikutiku?" guma Raya. Dia kembali berjalan dan tidak menyadari bahwa ada seorang pria yang tersenyum tipis mendengar ucapannya dan memperhatikan gadis itu. Namun mobil melaju dengan kecepatan sedang melewati Raya yang sudah masuk ke dalam bus hingga melaju membuat Morgan memilih untuk pergi dari sana. "Kenapa aku merasa dia sangat mirip dengan seseorang. Aku bahkan tidak bisa berbicara dengan nada tinggi dan biasanya kepada karyawan ku yang satu itu apa hubungannya gadis itu dengan seseorang yang sempat ku kenal?" ucapan batin Morgan dalam diam. Dia teringat tentang seorang gadis yang sempat ia temui dulu bahkan mengisi kehidupannya. Saat di dalam perjalanan Morgan mendapatkan panggilan telepon dari anak buahnya dan mereka mengatakan bahwa belum dapat menyelesaikan pekerjaan dan tugas yang selama ini mereka lakukan membuat Morgan hanya bisa terdiam dia tidak percaya jika anak buahnya yang profesional masih belum bisa menyelesaikan pekerjaannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN