Raya terdiam di dalam kamar, dia mengingat semua yang di katakan oleh Morgan. Tentang dia yang akan menerima Princess dan tetap menikahinya.
"Dia berbicara seakan semua bisa dengan mudah berjalan sesuai keinginannya," gumam Raya menyeringai pahit mengatakan dan melihat latar mereka berdua.
Raya berpikir jauh saat dia mencerna ajakan dan tawaran Morgan. Apalagi dia yang sebagai atasannya, bukanlah hal mudah untuk menjadikan dia sebagai suaminya.
"Ada apa, kenapa saat berliburpun kamu lebih banyak diam?" tanya Nadira membalik tubuhnya menghampiri Raya dan berbaring di sampingnya.
"Jika ada jaminan masa depan dengan segala fasilitas yang ada. Kamu harus memilih mengambilnya atau tetap menunggu hal yang tepat untuk mendapatkannya?" tanya Raya.
"Kau sakit Ra? Untuk apa bertanya begitu
