Pagi keesokan harinya, Seo woo terus memikirkan percakapannya bersama Tae kyung semalam dan entah mengapa pagi ini dia terlihat asik melamun tanpa menghiraukan Jae hoon yang sedang menyiapkan sarapan pagi. Jae hoon memandang Seo woo yang mengoles selai pada lembar roti sambil tersenyum tidak jelas, membuat Jae hoon kebingungan dengan sikapnya pagi ini.
" Seo woo… Seo woo? " Panggil Jae hoon dengan nada yang cukup keras.
" Hmm.., ada apa Ahjussi.? " Tanyanya dengan kesadaran yang telah kembali.
" Sejak tadi kau terus mengoles selai tanpa henti, apa kau tidak selera makan.? "
Seo woo melirik roti yang ia pegang dan sekarang sudah penuh dengan selai coklat tanpa ia sadari, hal itu membuat Seo woo terkekeh pelan karena tingkahnya yang baru di sadari.
" Oh iya, pagi ini kau tidak usah mengantar ku kelas akting." sahut Seo woo tiba-tiba.
" Kenapa.? " Jae hoon menatap Seo woo yang terlihat memikirkan kata-kata yang akan di katakan kepadanya.
" Ingat perjanjian kita sebelumnya, aku dan kamu bukan sepasang suami istri pada umumnya. Kita menikah karena terpaksa dan sudah berjanji untuk hidup masing-masing meskipun tetap satu rumah, mulai hari ini aku tidak akan menganggap mu ada, dan berhenti menyiapkan makanan untukku lagi karena hal ini membuatku merasa tidak enak. Soal uang jajan kau bisa mentransfer di rekeningku dengan begitu kita tidak perlu saling bicara lebih banyak, aku tidak ingin hubungan kita semakin dekat karena itu semua. " Jelas Seo woo seketika membuat Jae hoon terdiam tanpa kata.
♕♛
Pria itu terlihat diam menatap layar komputer di hadapannya tanpa memperdulikan kepala perawat yang saat itu sibuk membacakan jadwalnya pagi ini, meski hari libur Jae hoon tetap harus melaksanakan tugasnya sebagi dokter belum lagi banyak pasien yang baru saja mengalami pasca operasi dan membutuhkan pantauan dari dirinya.
" Dokter Jung…, Permisi Dokter Jung. " Panggil Nam Gyuri ( Kepala perawat ) yang bekerja di departemen bedah toraks.
" Siapa berikutnya.? " Ucap Jae hoon seketika tersadar dan mulai mengedarkan pandangannya ke segala arah.
" Masih ada lima menit sebelum melakukan praktek dok." Sahut Gyuri tak percaya dengan sikap Jae hoon yang terlihat aneh pagi itu.
" Jadi ada berapa pasien yang sudah membuat janji hari ini.? " Tanya Jae hoon benar-benar kehilangan fokus padahal Gyuri sudah menyebutkannya berulang kali.
" Hari ini ada 3 orang pasien dan salah satunya adalah pasien yang waktu itu hasil darahnya sudah keluar, setelah itu pasien yang baru saja mengalami pasca operasi butuh di pantau untuk mengetahui kondisinya dok. " Jelas Gyuri menghela napas lega setelah akhirnya Jae hoon mendengar semua perkataanya.
" Hmm baiklah. "
" Dok, boleh aku bertanya.? " Sahut Gyuri membuat Jae hoon menatapnya dengan penasaran.
" Apa yang ingin kau tanyakan.?"
" Soal cincin di jari mu itu, apa benar kau sudah menikah lagi.?"
Jae hoon perlahan menyembunyikan tangannya di hadapan Gyuri, ia lupa soal cincin yang tersemat di jemarinya sejak pernikahannya bersama Seo woo. Alasan mengapa ia tidak melepaskan cincin itu agar para orang tua tetap berpikir semuanya baik-baik saja.
" Boleh aku istirahat sebentar sebelum pasien datang.? " Lontar Jae hoon mengabaikan pertanyaan Gyuri barusan.
" Maafkan aku dok, baiklah aku akan segera keluar. " Ucap Gyuri sembari membungkukkan badannya.
Gyuri yang baru saja keluar dari ruangan Jae hoon berjalan menuju nurse stationary dengan tatapan nanar, perawat yang berjaga lantas bertanya-tanya dengan ekspresi wajah kepala perawat mereka. Saat itu Gyuri ikut kurang fokus setelah memastikan akhir-akhir ini soal Jae hoon yang terlihat berbeda, sebelumnya rumor soal Jae hoon telah menikah lagi membuatnya ikut kepikiran dan sampai sekarang belum ada informasi resmi dari Jae hoon sendiri soal pernikahan itu.
♛♕
Gadis itu terlihat meninggalkan rumah dengan wajah yang berseri-seri, bagaimana tidak hari ini dia akan pergi ke tempat kelas aktingnya dan akan mendapat pelajaran baru soal dunia entertainment. Setelah berjalan cukup jauh dan tidak menemukan taksi sama sekali akhirnya Seo woo menghentikan langkah kakinya setelah tiba di halte, dan begitu menunggu di sana rupanya belum ada taksi yang lewat sama sekali membuat Seo woo harus bergegas pergi sebelum kelas di mulai.
Bus dengan tujuan Yeongdong-daero Distrik Gangnam berhenti tepat di depan Seo woo, pemberhentian itu sangat dekat dengan agensinya hanya saja selama ini Seo woo belum pernah menaiki bus umum sehingga ia tak tahu tata caranya. Waktu terus berjalan dan tak ada pilihan lain selain ikut di pemberhentian berikutnya, Seo woo pun segera naik dan saat ia masuk wajah polosnya ia langsung berjalan mencari kursi duduk.
" Hey nona, kau harus membayar dulu sebelum naik. " Sahut supirnya seketika membuat Seo woo merasa malu karena semua orang kini menatapnya dengan tatapan yang aneh.
" Maaf aku lupa. " Balasnya sambil merogoh isi tas, tapi sayangnya Seo woo tak memegang uang cash sehingga ia menatap supir itu dengan wajah memelas.
" Boleh pakai kartu kredit.? "
" Kau bercanda ya, ini bus umum bukan taksi." Balas supir itu membuat Seo woo ketakutan.
" Untuk dua orang. " Seorang pria baru saja memakai kartu bus untuk dua orang yang membuat Seo woo menatap pria itu dengan tatapan terkejut.
" Tae kyung sunbae.?" Benaknya tak percaya.
Setelah Tae kyung membayar ongkos bus tersebut, mereka segera duduk bersebelahan karena bus akan segera berangkat menuju pemberhentian selanjutnya. Seo woo merasa malu atas apa yang telah terjadi barusan, dan Tae kyung sendiri terlihat tidak peduli dan fokus pada buku bacaannya.
" Terima kasih, aku akan mengganti ongkos busnya nanti. " Ujar Seo woo malu-malu.
Tae kyung melirik ke arah Seo woo sambil tersenyum manis, " Tidak usah, anggap saja sebagai balasan karena kamu telah menanggung uang kostum festival." Balasnya kemudian.
" Apa ini kali pertama kau naik bus umum. ?" Lanjut Tae kyung menutup bukunya dan mulai menatap Seo woo.
" Hmm yaa, ini pertama kalinya. " Balas Seo woo malu-malu.
" Pantas saja kau tidak tahu caranya bayar ongkos bus. "
Seo woo benar-benar malu akan hal itu, ia sendiri tak menyangka akan seperti ini. Tapi di satu sisi gadis itu merasa senang karena bisa satu perjalanan dengan pria yang di sukainya.
" Memangnya kau mau kemana sampai terpaksa naik bus umum.?" Tanya Tae kyung lagi.
" Aku menjadi trainee di KeyEast, hari ini ada kelas yang harus ku hadiri. " Jawab Seo woo tanpa menutupinya meskipun ia tahu pasti ekspresi Tae kyung pasti akan berubah saat ia menyebut nama agensi itu.
" Jadi kau dan Jihyun berada di agensi yang sama ya. " Lontar Tae kyung seketika berubah aneh.
Pria itu menekan tombol pemberhentian tujuan dan supir pun menghentikan bus tepat di daerah Tae kyung hendak turun, saat itu Seo woo tidak bisa bertanya apapun karena Tae kyung terlihat seperti terburu-buru dan akhirnya membuat Seo woo harus melanjutkan perjalanannya sendirian.
***