Karin melihat ibu Ryan dengan tenang, meski hatinya mendidih. “Saya tidak bermaksud untuk menggurui nyonya hanya saja, itu juga saya tujukan untuk diri saya sendiri, biar bisa berdamai dan menerima apa yang sudah terjadi.” Napas ibu Ryan memburu kemarahannya tidak juga mereda mendengar penjelasan dari Karin. “Jadi maksudmu aku berdamai memaafkan ibumu dan menerima dirimu sebagai kekasih putraku? Begitu maumu? Enak sekali kamu ini!” Karin menahan umpatan dalam hatinya, tidak mudah menghadapi ibu Ryan yang keras kepala dan tidak mau menerima penjelasan dari orang lain. “Anda salah besar Nyonya, kalau mengira saya dan pak Ryan memiliki hubungan istimewa. Di antara kami hanya ada hubungan profesional antara sekretaris dan bos saja.” Ibu Ryan mencebikkan bibir ke arah Karin ia sama sekali ti