Ryan berjalan untuk menyalakan lampu, walaupun tadi ia merasa mendengar suara Karin, tetapi setelah melihat langsung kalau memang Karin yang berada di apartemennya ia menjadi gugup. “Karin! Kenapa kau ada di sini?” tanya Ryan dengan kaget. Mata Karin melirik ke arah wanita yang berada di lantai dapat dilihatnya bagaimana rambut wanita itu berantakkan. Bahkan pakaian yang dikenakannya terbuka lebar di bagian d**a, Ryan yang melihat arah tatapan mata Karin menjadi gugup dan serba salah, tetapi dengan cepat ia dapat menguasai dirinya. Ia melihat Karin dengan dingin dan seakan mempersilakan kepada Karin untuk memberikan pendapat sesukanya. Karin berdiri dari duduknya netranya bertemu dengan netra hitam Ryan. Tak ditutupinya tatapan terluka di matanya. Ia bahkan membiarkan air mata men