Karin melihat Ryan, dengan perasaan heran. Ia tidak mengerti apa maksud dari perkataan bosnya itu. ‘Apa pak Ryan sudah kehilangan kesadarannya?’ batin Karin. Namun, ia tidak mau bertanya kepada Ryan secara langsung apa yang menjadi kegundahannya, karena ia merasa bertanya kepada Ryan hanya akan sia-sia saja. Ditahannya rasa penasarannya akan ke mana Ryan mengajaknya pergi. “Kalau aku bertanya pun, belum tentu pak Ryan akan menjawab pertanyaanku, yang ada aku malah merasa sakit hati, karena pertanyaanku justru diabaikan oleh pak Ryan,’ batin Karin. Menyadari tatapan Karin, dengan kening yang dikerutkan. Namun, Ryan sama sekali tidak peduli. Ia malah menarik tangan Karin yang terasa dingin, lalu menggenggamnya dan meletakkannya di atas pangkuan. “Saya tidak akan mencelakakan kamu! Atau m