MTTE - SATU

1265 Kata
Esok paginya aku berjalan menyusuri koridor, aku baru saja menemani Ariel meeting bersama para klien, aku mengela nafasku karena rapat itu menguras otakku, Ariel berdehem dan aku berbalik melihatnya, pria tampan ini benar-benar membuat jantungku hampir saja melompat karena terkejut, suaranya saja terdengar sangat cool apalagi wajahnya. Ariel memang asli Indonesia tapi dia sudah lama tinggal di jepang, Fahri sengaja mempekerjakanku di bawah kepemimpinan Ariel, karena Fahri sangat tahu, aku belum menguasai bahasa Jepang walaupun disini aku sudah hampir tiga tahun. "Aku lihat sejak tadi kamu diam saja", ujar Ariel membuat lamunanku buyer. "Pak", kataku menundukkan kepala. "Aku kan sudah sering mengatakan agar bersikap informal saja padaku, aku lebih suka karyawan menganggapku sama seperti mereka", ujar Ariel. "Upss.. iya nih, aku lupa" Sejenak Ariel mengajak berbicara seseorang yang menyapanya, aku benar-benar belum terlalu mengerti bahasa Jepang, aku menyaksikan Ariel yang begitu lancar berbahasa Jepang, karena Ariel sudah lama bekerja di bawah perusahaan ini. Ariel mengakhiri percakapannya dan orang tersebut kembali melanjutkan langkah kakinya. "Kamu lancar banget bahasa Jepangnya", kataku. "Awalnya aku juga susah waktu pertama kalinya kemari, tapi karena aku membiasakan diri bergaul jadi aku banyak belajar dari teman", ujar Ariel membuatku kagum melihatnya. "Kamu hebat ya?" "Haha.. jangan terlalu memujiku, apa kamu sudah makan siang?" "Hmmm? Oh belum" "Bagaimana kalau makan bareng?" "Boleh" "Baiklah, makan siang nanti aku akan menunggumu di loby", ujar Ariel membuatku menganggukkan kepala. **** ... Author POV... Jam makan siang sudah tiba, Gita bergegas menuju loby karena Ariel sedang menunggunya di bawah sana, Gita tersenyum simpul ketika mengingat bahwa dirinya akhirnya bisa dekat dengan Ariel, pria yang selama ini selalu menjadi objek tatapan para pegawai wanita lainnya. Leon hendak memanggil Gita, tapi melihat Gita menghampiri Ariel, membuatnya mengurungkan niatnya, Leon mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Ariel merangkul pinggang Gita dan itu terjadi tepat di depan matanya. Tanpa berpikir panjang, Leon mengikuti langkah kaki Gita Dan Ariel yang meninggalkan gedung kantor... karena Leon begitu penasaran, kemana tujuan Gita dan Ariel. Sampai di sebuah Resto yang menyajikan makanan Indonesia, Gita Dan Ariel masuk ke Resto dengan tawa riang yang di munculkan Gita membuat Leon begitu geram. Ariel membantu Gita menarik kursi, mempersilahkan Gita duduk membuat Gita tertawa bahagia karena perlakuan manis Ariel, di detik kemudian Waitress menyuguhkan daftar menu. "Kamu mau makan apa?", tanya Ariel kepada Gita. "Hmm? Terserah kamu saja, aku ikut kamu" ujar Gita membuat Ariel tersenyum. Setelah memesan makanan, Ariel melihat Gita yang sedang menggeleng. "Ada apa Git? Apa kamu ga suka sama Resto ini?", tanya Ariel membuat Gita menggeleng. "Ahh.. siapa bilang aku ga suka? Aku suka, tapi kayaknya makanannya mahal-mahal ya Riel, apa ini ga nguras dompet kamu?", tanya Gita membuat Ariel tertawa kecil. "Aku baru menemui wanita yang mengkhawatirkan harga" kekeh Ariel. "Ishh.. apaan sih Riel? Kamu membuatku malu", ujar Gita memegang kedua pipinya. "Walaupun mahal sekalipun ga akan rugi Git, karena aku makannya bersama wanita yang cantik dan menawan sepertimu", ujar Ariel membuat Gita tersenyum manis. "Terima kasih ya Riel" "Untuk apa?" "Untuk makanan ini" "Ga masalah Git, aku kan sudah bilang, aku malah senang makan dengan kamu", ujar Ariel membuat Leon geram. Leon menutupi wajahnya dengan daftar menu yang di berikan Waitress. Leon berada dekat dengan meja Gita dan Ariel. "Permisi sir", salah satu Waitress menyapa Leon yang masih sibuk dengan menutupi wajahnya. "Ada apa?", bisik Leon. "Apa anda sudah memesan?" "Kopi saja" "Baiklah, permisi", ujar Waitress itu lalu berjalan meninggalkan Leon, Waitress itu menggelengkan kepala karena heran dengan sikap Leon. Leon melihat Gita tertawa bahagia, di susul dengan tawa Ariel "Dasar, sama orang lain saja sopannya minta ampun, sama gue? Ya ampun... boro-boro sopan, lembut aja kaga", gumam Leon. "Git, aku ga nyangka loh, ternyata pak Fahri merekomendasikan kamu ke tempatku" ujar Ariel. "Hmm? Haha.. mungkin Fahri tahu, aku ga paham dengan bahasa Jepang, jadi dia merekomendasikan aku ke tempat kamu", jawab Gita. "Apa kamu ingin belajar bahasa Jepang?", tanya Ariel. "Siapa juga yang akan mengajariku" "Ya.. Aku Git, aku akan mengajarimu beberapa, di antaranya bahasa Jepang, bahasa inggris, bahasa China dan bahasa Thailand" "Kamu menguasai semua bahasa itu?" "Tentu, bekerja di pertambangan emas itu emang harus menguasai beberapa bahasa asing karena kamu tahu sendiri klien kita banyak yang dari luar negeri" ujar Ariel membuat Leon mengernyitkan keningnya. "Pamer", gumam Leon. "Wahh.. aku kagum sama kamu Riel",ujar Gita. "Baru juga empat bahasa, udah sombong",gumam Leon. "Ahh kamu biasa aja Git, aku juga melewati semua ini karena belajar," "Aku mau Riel, aku mau banget belajar bahasa asing sama kamu, aku senang" "Baiklah, kita mulainya kapan?" "Malam ini juga bisa, kamu bisa ke rumah", jawab Gita. "Ahh.. ga enak lah sama pak Fahri, Git" "Ga enak gimana? Emangnya kamu mau ke rumah ngapain?", tawa Gita. "Tapi, nanti pak Fahri marah" "Marah gimana?" "Karena deketin kamu" "Ya ampun Riel, ya enggaklah... Fahri itu ga gitu, dia bijaksana loh orangnya, aku juga bukan anak ABG yang harus di batasi", ujar Gita. "Haha.. bukan ABG? tapi sifat lo itu mirip Abg", gumam Leon. ***Di kantor Leon merasakan perutnya mengeluarkan bunyi halus, yang menandakan bahwa dia lapar, gara-gara mengawasi Gita, Leon akhirnya lupa makan dan hanya memesan kopi saja. Fahri menepuk pundak Leon membuat Leon terkejut bukan main "Aishh... lo ngagetin gue aja tahu ga?", ujar Leon. "Apaan sih lo, sejak tadi gue liatin lo megang perut mulu, udah makan?" "Belum" "Terus tadi keluar, ngapain?" "Gue mengurus sesuatu" "Sesuatu? Seperti apa?" "Ya sesuatu" "Ya sudah.. lo makan lagi gih" "Ahh males..." "Dari siang kok, lo bawaannya males mulu, ya udah, perut lo ya perut lo bukan perut gue, terserah lapar atau enggak", ujar Fahri hendak melangkah meninggalkan Leon. "Tapi Ri_" Fahri berbalik. "Ada apa?" "Kenapa lo nempetin si lampir di tempat Ariel?", tanya Leon. "Belajar deh Leon, panggil Gita, lampir apaan sih" "Gue serius" "Emang kenapa? Lo kan tahu Gita ga paham sama bahasa Jepang atau bahasa Inggris, karena itu gue nempetin dia di bawah Ariel, karena jika bersama Ariel itu akan lebih memudahkan Gita bekerja" "Emangnya kenapa?", tanya Fahri melihat wajah geram saudaranya. "Hei.. kok malah bangong?", Fahri menepuk pundak Leon. "Ha?" "Lo kok bengong sih? Ada apa? Tumben kamu menanyakan Gita?" "Hmm? Menanyakan Lampir? Gue hanya berpikir, lampir ga cocok kerja di bawah Ariel, menurut gue itu terlalu bagus untuk dia, kenapa ga masukin lampir itu jadi Office Girl aja sih? Itu sepertinya lebih cocok deh buat dia", ujar Leon membuat Fahri menggeleng. "Ya ampun Leon, jangan seperti itu, gue udah bilang sama lo, gue ganggep Gita itu bagian dari kita, bukan orang asing, ngapain gue harus masukin dia kerja seperti itu? Dia itu punya pendidikan, dia juga lulusan terbaik", ujar Fahri. "Aisshh...", "Ada apa sih sebenarnya?", tanya Fahri memicingkan mata. "Ga ada apa-apa" "Ohh gue tahu nih... lo cemburu?" "Apa? Cemburu? Hahaha... lo ada-ada aja tahu ga? Gue nganggep aja si Lampir itu ga pantes kerja" "Ya udah.. biasa aja keules" "Apaan sih lo Ri, lo kayak tahu banget" "Gue sempet liat loh tadi" kekeh Fahri. "Lihat dimana? Jangan ngada-ngada deh" "Gue liat lo lagi buntutin Gita sama Ariel" "Apa? Gue? Hahaha.. gue ga buntutin mereka, biasa aja gue.. gue hanya makan siang aja" "Makan siang? Tapi kenapa lo lapar sekarang?", tanya Fahri menyelidik. "Eakk.. lo ga tahu gue akhir-akhir ini makan mulu dan lapar mulu" "Bener?" "Ahh udah deh, ga usah ngerecokin", ujar Leon berjalan meninggalkan Fahri yang masih tertawa melihat ekspresinya. "Aduhh.. Leon, lo pikir gue ga tahu apa yang ada di pikiran lo sekarang, Gita emang udah berhasil bersarang di hati lo", kekeh Fahri melihat Leon yang sedang memijat pelipis matanya. . . BersambungJangan lupa votmment❣️Aku menerima semua saran dari kalian jangan lupa tekan LOVE ya, supaya aku semangat ngelanjutin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN