Episode 44 : Bahaya yang Mengancam

1981 Kata

“Sudah, tadi.” Arden berusaha meyakinkan. “Kapan? Papah bohong.” Mela mendengkus kemudian merengut sebal. “Se-serius. Tanya saja sama Mamah.” Arden mulai gelisah. Dunia Arden seolah berputar lebih lambat, hanya karena Mela terus mendesaknya untuk mencium Keyra. Bocah itu berdalih, agar Arden menirukan gaya Roy dan Sintia. Karena bagi Mela, jika papah mamah berciuman itu tandanya saling sayang seperti yang Sintia dan Roy katakan.  Tak beda dengan Arden, Keyra juga merasakan hal yang sama. Tak hanya keringat dingin yang masih mengalir dari ujung kepalanya, sebab rasa tegang atas keadaan kini membuat wajah Keyra menjadi pucat.  Keyra sungguh menunggu keputusan Arden. Akan tetapi, Keyra sadar, Arden yang kaku sekaligus dingin dan hanya mencintai Inara, tak mungkin menciumnya apalagi denga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN