Sampainya dirumah aku lalu menyiapkan makan siang untuk Mas yuda walaupun dengan menu yang sederhana, aku juga membeli bahan makanan ini dari gaji pertamaku...
Aku sudah terbiasa hidup susah jadi tak masalah bagiku untuk kembali hidup susah dan merasakan bagaimana penderitaan dan susahnya hidup.
Aku melihat mas yuda sedang Membuka semua koran dipagi ini, Ia sedang berusaha mencari pekerjaan, aku begitu kasihan kepada mas yuda tapi tak bisa kutunjukkan karena hal itu hanya akan membuatnya marah.
"Ini kopinya mas..." kataku.
"Iya taruh saja disitu..." kata Mas yuda.
Aku senang mas yuda sudah tak sering memarahiku lagi, setiap ku tanya dia selalu menjawabnya tak seperti biasa, ia selalu marah ketika kutanya, walaupun perlakuannya masih dingin tapi aku sudah cukup senang dengan perubahan kecilnya.
Tiba-tiba suara ketukan pintu, aku lalu menuju pintu dan melihat Mas Tio sedang berdiri.
"Assalamualaikum .." ucap mas Tio.
"Waalaikumssalam...silahkan masuk mas.."
"Makasih Delisa...Yuda ada?"
"Ada didalam..."
"Baiklah...aku langsung masuk ya..."
"Iya mas...silahkan.." kataku...sembari melebarkan jalannya.
Aku senang mas tio mau datang memberikan sedikit keringanan kepada Mas yuda walaupun tak bisa membantu banyak dan hanya mendukung serta menenangkan mas yuda atau sekedar menjadi teman cerita.
"Lo udah datang?" tanya mas yuda.
"Iya, lo ngapain?"
"Biasa...lagi nyari lowongan kerja..."
"Udah dapat?"
"Boro-boro dapat kerjaan, ga ada yang sesuai dengan Keahlian gua..."
"Nah Kebetulan gua ke sini ada yang kepengen gua bicarakan ke lo..."
"Ada apa?"
"Begini, gua kepengen memulai semuanya dari aWal lagi, kita rintis perusahaan kita dari aWal lagi, bagaimana?"
"Gua udah pikirkan hal itu, tapi kita ga ada modal sob, Kita bakal dapat dana dari mana?"
"Untuk sementara kita benahi rumah gua dulu, lo masih ingat kan rumah gua yang di Depok? Kita gunain rumah itu dulu untuk sementara menjadi kantor kita, walaupun ga segampang dulu mendapatkan klien tp kita coba saja, ga ada salahnya kan?"
"Bukannya lo udah bekerja di perusahaan bokap lo?"
"Gua ga bisa bekerja dibidang itu, lo kan tau gua hobby dalam bidang Arsitek, bukan cuma hobby tapi pendidikan gua"
"Baiklah, kita coba..."
"Kalau masalah dana sih lo ga usah khawatir, gua ada dana sedikit dan bokap bakal modalin kita juga.. "
"Lo atur aja...gua udah lelah nganggur . "
Ga sengaja aku mendengar percakapan mas yuda dan juga mas Tio.
Aku lalu mengantarkan minuman untykas Tio.
"Silahkan diminum mas" kataku.
"Makasih ya del..." kata mas Tio.
Aku lalu kembali kedapur meneruskan masak.
"Setelah tau semuanya bini lo masih setia ya?? Apa Gua bisa mendapatkan wanita seperti delisa?? Gua pasti bakal bahagia..."
"Lo ga usah ngarep..."
"Tapi benar lho sob. senyuman bini lo itu tulus banget...."
"Ga usah di bahas..."
"Tapi rumah lo bagus juga .."
"Apanya yang bagus? Rumah kecil gini dibilang bagus..."
"Menurut gua bagus, sederhana..."
******
Author Pov.
Setelah Makanan sudah siap dan sudah tertata rapi di atas meja, Delisa lalu memanggil Yuda dan juga Tio untuk makan malam.
"Makanan sudah siap mas, kalian makan dulu..." panggil delisa santun.
"Baiklah Del, sepertinya aku datang pada waktu yang tepat..."
"Udah...ga usah ribut lo.." kata yuda.
Yuda dan Tio lalu duduk di depan meja makan, setelah selesai melayani suaminya delisa pamit.
"Aku pamit dulu mas, kebetulan pekerjaan di dapur masih banyak..." delisa pamit, karena ia tau yuda tak suka srmeja dengannya.
"Kamu ga makan bareng kita?" tanya Tio.
"Aku belum lapar mas...Aku kedspur dulu.." kata delisa sembari melangkahkan kakinya masuk ke dapur.
"Biasanya Bini itu harus nemenin suaminya makan, tapi delisa memilih menghindar, ada apa?"
"Ity pilihannya... Lo makan aja deh...ga usah ngoceh mulu dari tadi..." kata Yuda....
"Masakan delisa enak banget sob, Sederhana tapi menggugah selera banget..." kata Tio.
Setelah Yuda dan Tio selesai makan mereka lalu kembali keruang tamu dan melanjutkan perbincangan mereka.
Tio masih menatap delisa penuh bangga yang sedang melap meja makan dan menyusun piring, ia tak berkedip sama sekali, ia hanya menatap Delisa.
Yuda melihat Tio sedang menatap istrinya, Yuda mengangkat sebelah alisnya karena begitu heran dengan tatapan Tio. ia lalu Menyapu Wajah Tio dengan tangannya.
"Lo lagi liatin apaan?" tanya Yuda.
"Astaga...Gua kenapa nih...Ahh Gila gila..." Kata Tio ketika sadar dan memukul kepalanya.
"Sekarang bagaimana?"
"Kita ketemu di Depok Jam 9 pagi, kita benahi rumah gua..." kata Tio.
"Baiklah...Tapi, apa lo ga kepengen balik?" Tanya Yuda ketika menyadari Tatapan Tio selalu mengarah kepada Istrinya.
"Iya iya...Gua bakal balik..."
"Makasih ya del...atas makanannya.."
"Iya Mas...sama-sama" kata Delisa.
"Jangan sampai lo telat besok..." kata Tio mengingatkan Sahabatnya.
******
Delisa sudah berada di kamar duluan, Ia menunggu suaminya walaupun tak tau apa Yuda akan tidur bersamanya atau tidak, Yuda masih berada di luar.
Jam sudah menunjukkan Pukul 23.00, waktunya delisa untuk tidur karena besok ia harus bekerja lagi, ia yakin Yuda tak akan tidur dengannya.
Tak lama kemudian Yuda masuk kedalam kamar, ia Melihat Delisa sudah tertidur sangat nyenyak, tak ada pilihan lain Bagi yuda karena kamar disebelah tak ada kasurnya dan Sofa diluar tak bisa di pakai tidur, tidur di lantaipun rumah begitu kotor dan sempit terpaksa mereka tidur berdua.
Malam makin sunyi dan malam makin mencekam.
Yuda membalikkan tubuhnya dan menghadap delisa yang sedang membelakanginya.
"Kamu cantik, Kamu Baik, Kamu apa adanya, semua yang kusuka ada di kamu...Tapi kenapa susah sekali untuk membuka hatiku untuk kamu?" Batin Yuda.
Selama menikah mereka tak pernah tidur berdua, Baru kali pertama ketika mereka pindah kerumah yang lebih kecil.