Municipio 1, Roma. Italia Kabut malam telah menerka dalam setiap tetes air yang menimpa wajah itu, senyumnya memudar ketika sebuah lembar menunjukkan senyuman yang dulu pernah mengisi ruang dalam dirinya. Alessa menatap langit di mana ia berada di antaranya, pesawat yang membawanya terbang jauh dari kehidupan hina ini telah memasuki kawasan Roma, Italia. Ditemani dua anak buahnya, Alessa turun dari kabin sambil menenteng jaket berbulu nya menuju tempat penjemputan. Sambil terus membenarkan letak kacamata hitam itu, Alessa sibu dengan situasi sekitar. Hanya berjaga-jaga jika saja masih ada orang yang mengenalnya. “Kita bertemu di Roma!” Tangan laki-laki dengan setelan jas putih segera menghalangi Alessa. “Hei, kau tidak bisa berbuat leluasa di sini. Bahkan James tidak bisa