Cristal mematut dirinya di depan kaca, memastikan kalau penampilannya sudah layak untuk dibawa keluar. Tiba-tiba Cristal teringat akan kakinya. Ia menunduk melihat bekas di sana. Bayangan saat Jervaro memeriksa kakinya tempo hari kembali melintas di dalam kepala. Cristal hembuskan napas pelan, sesegera mungkin menghapus bayangan itu. Cristal tak mau membiarkan Jervaro menguasai kepalanya. Sudah cukup. Cristal tak mau jatuh cinta pada pria itu. Kaos kaki sudah terpasang. Tas dan barang-barang yang diperlukan juga sudah lengkap. Cristal menarik napas dalam kemudian meninggalkan kos. Perfect Secret cukup sibuk siang ini. Ada klien VVIP yang datang melakukan fitting. Sejak klien itu datang, Dianti secara khusus menemani di ruang tunggu. Tapi sepertinya terjadi masalah di sana. "Maaf Mbak