"Mellisa! Bagaimana keadaanmu, Nak?" "Apa ada yang terluka, di mana saja?'' Pak Heru, dan Bu Dian baru saja masuk ke dalam ruang perawatan Mellisa. Mereka berdua langsung menanyakan keberadaan putri mereka, yang ditanya hanya tersenyum, seraya berusaha bangun lalu duduk di sisi brankar. "Mama sama Papa kenapa lama sekali? Aku bosan sendirian di sini," ucap Mellisa, yang mengabaikan pertanyaan papa dan mamanya. "Maafkan kami, Sayang. Maklumilah Papamu yang sudah tua ini, menurutnya dia telah mengendarai mobil sudah kencang. Nyatanya, sangat lambat," jawab Bu Dian, seraya tersenyum mengejek dengan tatapan langsung ke arah suaminya. Pak Heru hanya diam saja, ia lebih fokus memperhatikan keadaan putrinya. Sungguh ia sangat bersyukur, karena Mellisa hanya terluka kecil di kening saja. Me