Bab 1 : Kehidupan Akan Terus Berjalan
Zefa adalah seorang sekretaris senior yang sudah bekerja kurang lebih sekitar 5 tahun di Perusahaan Chang. Saat ini usia Zefa adalah 27 tahun.
Mami Zefa selalu mendesak Zefa untuk cepat berpacaran dan menikah. Tapi dengan laki laki yang tentu sudah di pilihkan oleh Mami Zefa sendiri tanpap sepengetahuan Zefa.
"Zezezezey sayang ..." panggil Mami Zefa dari kejauhan.
Mami Zefa bernama Liury dan memang karakternya sedikit lebay.
"Apa mi?" tanya Zefa sambil berdiri di depan cermin memasstikan penampilan nya maksimal saat akan berangkat ke kantor.
"Nanti pulang jam berapa Ze?" tanya mami Zefa smbil berjalan menuju meja makan bersiap sarapan dengan makanan yang telah disiapkan oleh Mbak Ti.
"Aduh mi,aku kayak bocah SMP aja sih ditanya terus pulang jam berapa. Tergantung nanti mi kerjaan aku seesai jam berapa. AKu gak mau ah kalo mami mau jodoh jodohin aku sama orang lagi" jawab Zefa sambil pergi menjauh dari mami nya.
"Sarapan dulu Ze!" teriak mami sambil mengejar Zefa yang akan berangkat ke kantor.
"Nanti aja mi. Zefa nanti telat, di kantor masih banyak kerjaan mi" jawab Zefa menuju ke mobil nya dan bergegas pergi ke kantor.
Sepanjang perjalanan ke kantor, Zefa selalu mendengarkan musik favorit nya yang mellow meskipun Zefa tidak pernah merasakan galau pada diri nya.
Kehidupan yang saat ini sedang Zefa jalani adalah kehidupan yang sangat diimpikan nya ketika masih ada di bangku kuliah nya..
Begitu nyaman dengan pekerjaan yang sudah ia kuasai dengan gaji yang tinggi. Apapun yang dahulu ia tidak bisa ia beli,saat ini bisa di belinya. Apalagi kedua orang tuanya juga pemilik perusahaan besar di kota nya yaitu Perusahaan Quardant yang membuat Zefa tidak perlu menyisihkan uang nya untuk kebutuhan orang tua nya setiap bulan.
Perjalanan menuju ke kantor kurang lebih 45 menit jika perjalanan lancar. Mengingat Zefa menaiki mobil yang terkadang terjebak kemacetan yang mengular di jalan alternatif yang biasa di lalui nya. Beruntung,hari ini perjalanan menuju ke kantor lancar tanpa ada hambatan macet di jalan.
***
"Selamat pagi Bu Zefa" sapa karyawan yang bernama Ryan dengan senyuman tipis nya.
"Ya, pagi Ryan" jawab Zefa dengan senyuman nya yang terliha ramah tapi tetap elegan.
Zefa langsung menuju ke ruangan Pak Harsa untuk mengumpulkan dokumen yang akan di bawa untuk meeting di siang hari nanti.
Kebetulan Pak Harsa belum datang dan Zefa bisa dengan sedikit santai mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan.
Pak Harsa merupakan atasan Zefa yang terkesan angkuh dan misterius. Hanya Zefa yang tau betul bagaimana sebenarnya watak dan karakter dari Pak Harsa. pak Harsa memiliki postur tubuh tinggi dan ideal dengan setelan jas yang juga terlihat sangat cocok melekat pada tubuhnya dan wangi yang harum dan tidak pernah Zefa cium aroma nya di manapun.
Zefa menggambarkan sosok Pak Harsa seperti itu karena belum pernah ditemui nya Pak Harsa dengan pakaian non formal.
"Zefa,sudah siap dokumen untuk nanti? tolong ya siapkan dengan teliti dan presentasi nya tolong di persingkat , hari ini saya nggak punya banyak waktu." perintah dari Pak Harsa pagi ini.
"Iya pak,dokumen sudah siap dan presentasi bapak nanti juga sudah saya persingkat. Memang bapak mau kemana?" tanya Zefa dengan santai nya.
"Kenapa? harus tau ya kamu? itu urusan pribadi saya. Urusan kamu kan berkerja yang baik membantu saya menyiapkan bahan meeting dan lain nya. Urus aja urusan kamu!" bentak Pak Harsa kepada Zefa.
"Maaf Pak" jawab Zefa lirih.
Zefa sudah terbiasa dan tidak kaget berhadapan dengan watak Pak Harsa karena sudah menjadi makanan sehari hari nya tapi bagaimanapun rasa sakit yang ia dapatkan. Zefa tetap bertahan demi mencukupi kebutuhan hidup nya.
"Pak,sesuai permintaan Bapak kemarin. Saya sudah bilang ke pantry untuk siapkan Beef steak tenderloin untuk makan siang bapak nanti setelah meeting ya pak." ucap Zefa mengingatkan.
"Iya" jawab singkat Pak Harsa.
"Baik Pak,saya izin ke ruangan saya ya Pak" ucap Zefa pamit ke ruangan nya setelah tugas Zefa selesai di ruangan Pak Harsa.
Akhirnya Zefa meninggalkan ruangan Pak Harsa dan memulai menyusun jadwal Pak Harsa untuk keesokan hari nya.
"Ze? gimana pagi ini? Harsa Tanuwidjaya ngeselin ga?" tanya Amel yang bekerja menjadi sekretaris junior dibawah bimbingan nya.
"Seperti biasa" jawab Zefa sambil mengangkat bahu nya.
"TUh kan,lu tuh udah kuat banget Ze bisa disini bertahan menurut gue lumayan lama loh,besok kalo suatu saat lu resign gue gak tau deh sabar atau gak ngadepin dia" ucap Amel dengan raut yang menahan kesal.
"Ya selama lu butuh duit sih harusnya lu bisa bertahan,perusahaan ini adalah perusahaan dengan gaji terbesar di kota kita lho. jadi mungkin semakin berat juga tekanan yang di dapetin" ucap Zefa bersaha menyadarkan Amel .
"Terserah lah,gimana Tuhan besok" jawab Amel singkat.