Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Keenan sedang mengajar dengan kedua bayi kembarnya sedang diasuh oleh Nadya dan temannya di bangku barisan belakang ketika seorang office boy mengetuk pintu kelas. “Ada apa?” tanya Keenan setelah mempersilahkan sang office boy untuk masuk ke dalam kelasnya. “Maaf, Pak Keenan dipanggil oleh Pak Dekan,” jelas sang office boy ketika sudah berada di hadapan Keenan. “Ya, saya akan menemui beliau setelah jam pelajaran selesai.” Keenan mengangguk. “Pak Dekan meminta Anda menemuinya sekarang juga, Pak Keenan.” Sang office boy menjelaskan. Keenan mengerutkan dahinya, ada urusan apakah? Tidak biasanya Pak Dekan menyuruhnya bertemu di tengah-tengah jam pelajaran begini. “Apa Pak Dekan memberi tahu, untuk apakah saya harus menemui beliau?” tanya Keenan. Sang office boy menggelengkan kepalanya,