Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, akhirnya Arsen sampai ke halaman mansion megah milik keluarganya. mematikan mesin mobil kemudian keluar dengan hati-hati agar bocah mungil yang sedang terlelap dalam dekapannya tidak terusik.
Bodyguard yang melihat kedatangan Arsen segera menunduk hormat, tak lupa salah satu dari mereka membukakan pintu utama untuk Arsen masuk.
_____
Seperti biasa, saat hari weekend di kediaman Hiller semua orang akan berkumpul bersama di ruang keluarga. seperti saat ini, mereka semua tengah berkumpul ralat tidak semua, karena dua wanita paruh baya belum terlihat di sana. terlihat dua pria paruh baya yang duduk di sofa single sedang sibuk dengan laptop di pangkuannya masing-masing.
"Dy-na-na-na, na-na, na-na, eh
Dy-na-na-na, na-na, na-na, eh
Dy-na-na-na, na-na, na-na, eh
Light it up, dynamite." dua gadis remaja sedang asik menonton MV Boyband asal Korea sambil sesekali ikut bernyanyi tanpa menghiraukan tatapan datar dari kedua pria paruh baya yang merasa terganggu dengan suara cempreng keduanya.
"Taehyung gantengnya nggak obat!"
pekik salah satu dari keduanya
"Aku oleng ke abang Jhope! ganteng banget astagaaa!!" Pekik satunya lagi.
"Woyy astagaaa! Jungkook ganteng bangettttt!" pekiknya semakin menjadi-jadi membuat kedua pria paruh baya itu memandang keduanya semakin datar.
"Kalian berisik banget sih, nggak tahu orang tua lagi kerja apa!" geram Mahesa alias ayahnya dengan nada datar.
Keduanya langsung terdiam mendengan geraman Ayahnya.
"Daddy?" Pria paruh baya yang dipanggil Daddy pun melihat ke arah anak kakaknya dengan alis terangkat seakan berkata 'apa?'.
"Mommy mana?" tanyanya kembali.
Mahendra atau yang disebut daddy tadi hanya mengangkat bahunya acuh sebagai respons.
"Ishh!" gumam keduanya lalu beranjak pergi dari sana.
Cheya nama salah satu dari dua gadis tadi beranjak ke kamarnya menaruh laptop di atas nakas.
"Cheyi keluar yuk, gabut banget tau!" ucapnya kepada cheyi yang sedang tiduran di atas kasur queen size miliknya.
Cheya dan Cheyi adalah saudara kembar. anak dari Mahesa dan juga Sinta, sedangkan yang dipanggil Daddy tadi adalah Mahendra adik dari Mahesa. Mahendra adalah orang tua Arsen, ibunya bernama Renata.
Anak kakaknya memang memanggil Mahendra dan juga Renata dengan sebutan Daddy dan juga mommy, sedangkan anak-anak Mahendra memanggil kakak dan istrinya dengan sebutan Mama Papa.
Mahesa memang memiliki lima anak, tiga laki-laki dan dua perempuan. sedangkan Mahendra sendiri memiliki empat anak dan keempatnya laki-laki, sifatnya tidak jauh berbeda dengan dirinya yang datar dan juga irit bicara.
Mahesa dan Mahendra masih setia duduk di sofa single yang berada di ruang keluarga, disana juga terlihat Renata dan Sinta sibuk dengan buku tengah mencatat bahan-bahan untuk keperluan butik nya. Ya! Renata dan Sinta memang mempunyai butik yang sudah terkenal yang dikelola oleh mereka berdua.
Ting
Bunyi lift terbuka menampilkan sosok Cheya dan Cheyi yang sudah rapi dengan outfit casualnya. Cheya dengan dress tanpa lengan yang dibaluti dengan jaket berwarna hijau army, sedangkan Cheyi dengan dress lengan setengah tanpa dibaluti jaket, keduanya kompak mengenakan sepatu dan kaos kaki berwarna senada.
Cheya dan Cheyi berjalan beriringan ke arah sofa, tempat orang tuanya berada.
"Ma.." panggilnya kepada Mamanya yang masih sibuk berkutat dengan buku catatan di tangannya.
"Kenapa sayang?" jawab Sinta tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Rapi banget sayang, mau kemana?" tanya mommy Renata kepada Cheya dan Cheyi.
Mahesa dan Mahendra tidak menghiraukan obrolan anak dan istrinya, keduanya masih sibuk berkutat dengan laptop.
Saat Cheyi ingin bicara atensinya teralihkan dengan kemunculan Arsen dari pintu utama dengan menggendong seseorang.
"Mom.. Arsen bawa siapa?" tanya Cheyi kepada mommy Renata.
Semua yang ada di sana langsung mengikuti arah pandang Cheyi menatap ke arah belakang, pasalnya posisi mereka membelakangi arah pintu utama.
Tap..
Tap..
Tap..
Bunyi langkah kaki semakin terdengar, Arsen berjalan dengan Ata yang berada di gendongan koala lnya.
"Bang.. siapa?" tanya Renata aka mommy Arsen saat berada di hadapan anak bungsu-nya.
Arsen berjalan tanpa menjawab pertanyaan Mommy-nya menuju lift untuk sampai ke kamarnya yang berada di lantai tiga.
Mansion Hiller memang memiliki empat lantai. lantai pertama terdapat tiga kamar, sebelah kanan di tempati oleh Mahendra beserta istrinya. sebelah kiri di tempati oleh Mahesa beserta istrinya di tengah-tengahnya di tempati oleh ayahnya ketika berada di Indonesia yang saat ini sedang berada di London. disamping kamar juga terdapat ruang kerja.
Dilantai dua terdapat lima kamar yang ditempati oleh abangnya kanzieo, Alden, Adalard, Darren dan juga Alta anak Papa-nya, Mahesa.
Dilantai tiga terdapat lima kamar yang ditempati oleh Cheya, Cheyi, Arsen dan Aze kembaran Alta serta satu kamar tamu.
Dilantai empat, lantai terakhir terdapat ruang olahraga, lapangan basket indoor serta perpustakaan mini.
Oke back to topic
Ceklekkk...
Arsen membuka pintu kamarnya dengan pelan, kamar yang didominasi warna dark menjadi pemandangan utama setelah pintu dibuka.
Menidurkan Ata dengan pelan di atas kasur king size miliknya serta menaikkan selimut sebatas d**a.
Ketika ingin bangkit keluar, pergerakannya terhenti ketika mendengar langkah kaki mendekat ke arah kamarnya.
Terlihat Daddy, Papa, Mommy, Mama serta kedua kakak kembarnya memasuki kamarnya. Mereka semua menatapanya dengan tatapan bertanya.
Semua mendekat kearah kasur king size milik Arsen. Mommy, Mama, Cheya, Cheyi duduk diatas kasur dekat dengan bocah mungil yang sedang terlelap.
"Kyaaaaa! imut banget astaga!" Girang Cheya dan Cheyi berbarengan ketika melihat wajah polos Ata yang sedang terlelap.
Keduanya menoleh kearah Sinta dan Renata yang terlihat diam mematung, kompak keduanya memegang bahu Mama dan Mommy membuat kedua wanita paruh baya itu seketika menoleh sambil mengigit kukunya dengan mata berbinar "Gemeshnya!" ucap keduanya berbarengan.
Mahendra dan Mahesa hanya terdiam dengan tatapan datar, tidak bisa dipungkiri mereka juga tengah menahan gemas untuk tidak mencium pipi yang mengembung lucu milik bocah yang terlelap dengan nyenyaknya tanpa terusik dengan kehadiran mereka.
Arsen berdahem untuk menyadarkan mereka. mereka semua kompak menoleh kearah Arsen.
"Dia siapa, bang?" tanya Renata kepada putranya.
"Dia adek aku, Mom."
"ADEKK!" teriak Cheya dan Cheyi berbarengan dengan suara cemprengnya yang berhasil membuat tubuh bocah mungil itu menggeliat. dengan cepat Arsen mengusap rambut ata dengan lembut, ata yang mendapat usapan lembut pada rambutnya kembali tertidur.
"Adek siapa bang?" tanya Renata memastikan pendengaran nya.
"Adek aku, Mom." Arsen mengulang jawabannya.
"Lalu bagaimana dengan orang tuanya?" tanya Mahesa yang sedari terdiam.
Arsen menghela nafas sejenak sebelum menceritakan tentang Ata. termasuk tentang pertemuannya dengan bocah mungil di depannya yang sekarang akan merangkap sebagai adiknya.
Bahkan kedua wanita paruh baya itu tidak bisa membendung air mata setelah mendengar cerita Arsen tentang bocah mungil yang masih menutup mata indahnya itu, keduanya terisak membayangkan bagaimana bisa bocah semenggemaskan ini hidup sendirian tanpa pengawasan orang dewasa.
"Mah, tangannya dingin banget." ujar Cheyi ketika tangannya tak sengaja menyentuh tangan Ata.
"Bang, tolong matiin Ac-nya" Perintah Renata yang langsung dituruti oleh Arsen.
Sinta beralih mengambil kotak p3k yang berada di atas nakas, mencari minyak telon kemudian membalurkannya di tangan dan juga kaki Ata.
"Gimana Mom, Dad? Mah, Pah? boleh 'kan?" tanya Arsen kepada Renata, Mahendra, Sinta dan juga Mahesa.
Semua beralih menatap Arsen dengan tatapan yang sulit diartikan.
_____