Angel menatap kosong langit-langit ruangan bernuansa krem itu, beberapa kali ia menarik nafas panjang dan menghelanya. “Jadi, penyakitmu kumat lagi?” Seorang wanita berparas bule itu menyadarkan Angel dari lamunan panjangnya. “Ya Law, kamu bilang aku sudah sembuh” Angel melirik Lawrance dari sudut matanya, wanita berparas bule itu tengah duduk pada sebuah single sofa yang berada di sampingnya, ia menyilangkan kakinya dan menatap Angel dengan prihatin. “Sebenarnya kamu nggak pernah sakit Angel, hati kamu yang sakit bukan otak kamu, kamu harus terus menghadapi ketakutanmu itu Angel” “Sampai kapan aku terus begini? aku takut, aku takut dia mencampakkanku lagi, rasanya sakit Law. Aku nggak akan bisa bangkit dari keterpurukkanku lagi” Angel berkata dengan lirih. “Kamu harus mencoba membuka