Bab 13. Kecurigaan

1223 Kata
Izzy memilin ujung pakaiannya tak tahu harus menjawab seperti apa pada pertanyaan sang ayah soal kembarannya, Mila. “Kalau kalian ada masalah kan kalian bisa cerita sama Daddy,” imbuh Bryan mencoba tetap akrab dengan anak-anak gadisnya. Izzy tersenyum mendengar perhatian ayahnya. Bryan memang sosok yang cukup dekat dan sensitif dengan perubahan putri-putrinya. Memiliki tiga putri yang cantik tentu saja membuat Bryan harus serba teliti dan protektif. “Bukan aku yang harus bicara, Dad.” “Lalu, Daddy harus bicara sama siapa?” sahut Bryan balik bertanya. Hampir saja Izzy menyebut nama mantan kekasihnya Arion yang sudah menghamili Mila. Sepertinya benar jika Mila belum membuka mulut pada orang tua mereka tentang kehamilan tersebut. “Please, Dad. Aku gak tahu apa-apa,” sebut Izzy separuh bergumam. Ia tidak ingin menambah masalah dengan menyuluh marah sang ayah jika tahu yang sebenarnya. “Ya sudah. Biar Daddy cari tahu aja kalau begitu.” Izzy meringis aneh dan tak sadar menggigit ujung telunjuknya karena gugup. Arion bisa dipanggang hidup-hidup jika ketahuan menghamili Mila dan tak mau bertanggung jawab. Izzy langsung memejamkan mata dan menyesali apa yang ia katakan. Tidak ada yang luput dari pencarian sang ayah jika itu terjadi. Namun Mila pasti kesulitan saat ini jika ketahuan. “Uh, Dad! Biar aku bicara sama Mila. Aku akan cari tahu apa yang terjadi!” sahut Izzy menyela tiba-tiba. Bryan terdiam sesaat sebelum menyetujuinya. “Oke. Kalau ada apa-apa langsung kasih tahu, Daddy. Jangan ditunda!” Bryan berpesan sekaligus menekankan perintahnya pada Izzy. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Izzy selain mengiyakan. “Iya, Dad.” “I love you, Baby!” “Love you, too, Daddy!” Izzy memutuskan sambungan telepon itu dan kembali gusar. Niatnya hanya memberitahukan sang ayah soal saudaranya yang telah kembali kini berubah menjadi beban. Izzy harus bicara pada Mila atau Arion sementara hatinya belum siap. “Ah, apa yang kupikirkan? Aku sudah punya pacar baru kan? Iya, harusnya aku gak perlu kikuk bicara sama Arion. Dia harus tanggung jawab bukan?” Izzy bicara pada diri dan udara di sekitarnya. Ia kembali meremas rambutnya dan merengek tak jelas. Bagaimana caranya keluar dari kemelut seperti ini? Belum kakinya yang masih sakit meski sudah dibalut. Suasana klub malam paling terkenal di Manhattan yaitu Medieval Night Club semeriah biasanya. Pesta pora 24 jam dengan musik penuh beat tanpa henti yang diramu oleh DJ-DJ terkenal. Devon sering menjadi DJ di klub malam itu, tapi malam ini dia libur. Devon tidak bisa menghubungi Izzy karena ponsel itu ada padanya. Ia sedang berpikir caranya mengembalikan ponsel tersebut setelah membongkar isinya. Ya, Devon melihat semua isi ponsel Izzy. Beberapa kali ia mencebik kesal melihat foto-foto kemesraan Izzy dan Arion yang masih tersimpan baik. Belum sebuah video kala mereka mengikuti lomba menari sebagai pasangan dan menang. Kompetisinya memang tak besar namun bahasa tubuh mereka membuat Devon nyinyir tak jelas. “Jika cuma menari hip-hop aku pun bisa melakukannya. Poppin’, swaggin’, hoppin’, stupid!” maki Devon mencerca cemburu pada video singkat yang ia tonton. Terlebih saat Izzy dan Arion sempat berciuman, ia langsung mematikan video tersebut lalu menghapusnya. Arion adalah salah satu pelatih tari hip hop profesional yang memiliki sekolah sekaligus studio tari terkenal. Siswanya banyak dari berbagai kalangan di US dan biaya pendidikan di sekolah miliknya tak terbilang murah. Arion Konstantine sering memenangkan kompetisi secara individu maupun grup. Grup tari asuhannya The Maxime bahkan telah menjuarai kompetisi tari hiphop dunia. Kini, Arion malah terpuruk dengan masalahnya dan Mila. Hubungannya dan Izzy hancur sudah. Sedangkan Devon malah mengambil keuntungan dari sana. “Apa yang sedang kamu lakukan?” tegur Arion duduk di depan Devon. Devon menyembunyikan ponsel tersebut di bawah meja dan mengedikkan bahunya. “Tidak ada. Aku menunggu kalian.” Devon berbohong setelah ia menyelipkan ponsel itu. Keduanya sedang berada di lantai satu klub malam tersebut. Mereka dipanggil oleh sang Supreme Leader, Ares King untuk berkumpul dan membicarakan sesuatu. Selain sebagai DJ, Devon juga memiliki lingkar pertemanan yang tertutup. Ia merupakan bagian dari kelompok yang disebut klan Ares atau Skylar Clan. Ares King adalah anak pengusaha terkenal asal LA yaitu Mars King. Oleh karena, ayahnya memiliki lingkar persahabatan dengan beberapa pengusaha, petinggi militer sampai pemimpin gangster, anak-anak mereka pun melakukan hal yang sama. Dan Devon adalah bagian dari sirkel tersebut. Mereka berteman semenjak bayi karena orang tua dan tumbuh bersama bagai saudara. Ares King adalah Alpha atau pemimpin kelompok tersebut. “Hei.” Sapaan lain terdengar dan anggota lain dari kelompok persaudaraan itu ikut duduk di sebelah Devon. “Dari mana saja kamu, aku sudah lama tidak melihatmu,” sapa Devon pada Brema Mahendra. Brema tersenyum lalu menggeleng. Ia tampak tak bersemangat. “Hai, Arion.” Arion tersenyum pada sahabatnya dan memberikan fist bump seperti biasanya. Devon melihat bergantian pada Devon dan Brema. Mereka tak seperti biasanya. Brema seperti belahan jiwa lain bagi Arion. Keduanya lengket seperti tak terpisahkan tapi kali ini malah duduk terpisah. “Kalian tampak aneh,” celetuk Devon berkomentar. “Apanya yang aneh?” tanya Arion dengan raut lebih serius. Devon mengedikkan bahunya malas. “Entahlah. Seperti akan saling memukul tapi menahan diri,” jawabnya asal. Kening Arion dan Brema sama-sama mengernyit aneh kala menoleh pada Devon. Devon hanya melirik bergantian pada keduanya lalu mendengus sedikit tersenyum. “Oh iya, Brema. Apa kamu tahu sesuatu? Arion dan Mila pacaran!” cetus Devon dengan isengnya mengerjai Arion. Arion terkesiap dan spontan menegur. “Dev!” Bukannya berhenti, Devon makin menyeringai jahat dan tetap menoleh pada Brema yang memberikan ekspresi kaget. Brema hanya diam saja sedangkan Devon makin mendekat lalu berbisik hal yang sudah ia dengar desas-desusnya tapi tak berani ia tanyakan langsung. “Mila itu sedang ....“ “Dev!” tegur Arion lebih keras. Ia sudah melotot tapi Devon malah makin menyengir mengucapkan sambungan katanya. “Hamil,” imbuh Devon tersenyum kemenangan. Brema menatap tanpa senyuman pada Devon lalu melihat ke arah Arion yang terlihat kesal. Ia mendelik pada Devon yang tidak bisa menahan diri dan mulutnya. “Itu belum tentu.” Arion menyebutkan seakan sedang membela diri. Sementara Brema hanya diam saja menelan ludah pahit dan rasa bingung di benaknya. Benarkah Mila hamil? Apa itu karena dirinya? “Kenapa kamu malah seperti orang bingung?” tegur Devon sedikit mengguncangkan pundak Brema. Brema hanya menaikkan ujung bibirnya lalu menggeleng. “Aku kira Arion pacaran dengan Izzy,” ucap Brema membuat cengir di wajah Devon menghilang. “Kamu tahu mereka pacaran?” tekan Devon lagi dan Brema mengangguk. “Kamu tidak tahu? Bukankah semua orang tahu jika Arion adalah kekasih Izzy?” tambah Brema lagi menambah kekesalan Devon. Ternyata memang hanya dirinya yang tak tahu. Ke mana dia selama ini? Oh Devon lupa jika ia sibuk bermain dengan Shannon. “Izzy masih kekasihku. Sedangkan yang terjadi pada Mila, itu belum terbukti benar. Jangan sampai hal ini diketahui oleh orang luar atau akan ada masalah,” cetus Arion dengan nada kesal terutama pada Devon yang kini mendelik keras padanya. “Apa maksudmu bicara seperti itu? Apa itu artinya kamu tidak mau bertanggung jawab pada Mila?” tukas Devon sedikit emosi. “Bukan itu ....” “Hei, Ares memanggil kita ke dalam. Ayo!” ajak Rei Harristian, sahabat mereka yang lain. Rei baru saja datang untuk pertemuan yang sama dan menemukan tiga sahabatnya masih duduk di sofa dekat bar. Pembicaraan tentang Izzy terpaksa harus diakhiri dengan kedongkolan Devon. Kapan gadis itu akan memberitahu Arion jika Devon sudah pacaran dengan Izzy?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN