“Kenapa kamu bisa masuk kemari? Bukannya kamu sedang sibuk?” gumam Izzy berbisik lembut dengan kepala menindih lengan Devon. Devon tersenyum saat otot lengannya ikut melembut agar kepala Izzy nyaman berbaring. “Siapa yang mengatakan kalau aku sibuk?” Devon balas bertanya. Izzy menyunggingkan senyuman. Matanya belum sepenuhnya terbuka. “Kamu tidak menjawab.“ Devon mendekat dan kembali mencumbu Izzy dengan lembut. Tidak ada kalimat yang meluncur lagi dari bibir Izzy selain deru napas Devon yang lembut membelai kulit di bawah hidungnya. Bibir Devon memagut pelan dan baru melepaskannya beberapa saat kemudian. “Dari tadi aku mencari cara untuk masuk kemari. Pengasuhmu seperti herder, mondar-mandir di dekat kamarmu,” celetuk Devon membuat Izzy tersenyum lalu menaikkan tangan untuk membelai