Happy Reading ^_^
***
“Saya nggak cemburu!” Bianca masih berusaha berkilah. Padahal hatinya sudah membenarkan semua perkataan Prana. Sialan banget, pikirnya.
“Dan ini apa namanya kalo kamu bukan cemburu? Kamu menghindari saya secara berlebihan,” kata Prana dengan tegas. “Dan asal kamu tahu, Bi, bukan kamu aja yang cemburu, tapi saya juga. Bukan cuma kamu aja yang berhak marah karena saya jalan sama orang lain, tapi saya pun punya hak. Jadi berhenti bersikap seolah-olah kamulah yang paling benar.”
“Kan udah saya bilang kalo dia bukan siapa-siapa!”
“Kan saya juga udah bilang kalo perempuan itu bukan siapa-siapa. Saya juga udah percaya, tapi kamu aja yang nggak mau percaya.”
“....”
“Di satu sisi saya seneng karena kamu seprotektif ini sama saya, tapi di sisi lain juga
