Keesokan paginya aku dan Gim sudah menunggu Danial didepan rumah tak lama Danial muncul membawa papan skateboard lengkap dengan senyum ceria cowok itu seperti biasanya. “Sudah datang pesanan papan skatenya Dan?” tanyaku ikut senang, Danial membawa papan skateboardnya dengan tangan kiri. “Iya kemarin tuh pas bang shaka ngajakin kerumahnya pak Hasan ternyata mau ambil ini aku kira mau beli beras. Bang Shaka emang tau kesuakaan adeknya setelah merusak papan skate lamaku” katanya bangga dengan tawa khawasnya. Aku ikut senang melihat Danial segembira ini berangkat sekolah dengan papan Skate andalannya sedangkan Gim tetap memakai headphone putih ditelingnya seperti biasa. Kami berjalan menuju sekolah karena terkadang gak mesti harus ngegrab buat kesehatan jantung. “Dan kemarin kamu kayaknya