29-AYRA:KISAH YANG DISEMBUNYIKAN

1990 Kata

“Ayra?” Aku menoleh. Mendapati Bang Ian yang memanggilku dari lengkung batas antara living room dan dining area. “Ayo makan dulu, Dek,” ajak beliau kemudian. Kupaksakan menyunggingkan senyum, berdiri dari dudukku lalu melangkah guna bergabung dengan keluargaku yang sudah mengelilingi meja makan. Saat aku duduk di kursiku, keponakan-keponakanku menatap bingung, kecuali Vya yang tetap asik dengan spagetinya. “Are you ok, Onti?” tanya Ardhan. Aku mengangguk. “Abang ngga suka sama Oma yang itu. Abang ngga suka dengar orang teriak-teriak. We need to talk nicely. There's no need to shout. Abang aja yang anak-anak tau lho, Onti,” ujarnya lagi. “Omma ngga pernah teriakin Nessa. I was so scared! Onti dipukul ngga?” sambung Nessa, sementara Nevan hanya menatapku lekat. “Ngga, Sayang. Onti ng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN