70:DIRGA-KOORDINASI

1936 Kata

“Bang Arga kenapa, Pa?” tanya El, sulungnya gue. Kami tengah sarapan bersama saat Bang Irgi nelpon tadi. Tak hanya El, namun istri gue dan keempat anak gue yang lain juga memandang lekat, menunggu kisah. “Ada yang mukul Abang,” jawab gue seraya menepuk kepala bagian belakang. “Bang Arga pingsan, sekarang lagi diperiksa.” “Kondisi Arga?” tanya Andien. “Bang Irgi cuma bilang lagi diperiksa, detailnya gimana ngga dijelasin. Ngasih tau itu aja susah, baby. Sambil nangis.” “Pelakunya sudah ketangkap, Pa?” tanya El lagi. Gue menggeleng. “Papa Gi minta Papa nyari tau. Ini Papa mau ngubungin Mas Aji dan Daddy Ditya dulu.” “Abang kabarin yang lain kalau gitu,” ujar El seraya berdiri dari duduknya. Ia beringsut entah ke mana, yang jelas sih pasti ngubungin sepupu-sepupunya. “Aku siap-siap, se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN