“Boleh papi masuk?” Agnes memutar tubuhnya menoleh ke arah pintunya setelah mendengar suara ketukan pintu dan suara ayahnya. Lelaki paruh baya dengan piyama satin warna biru tua melangkah masuk tanpa menunggu anak gadisnya mengangguk. Agnes, yang tengah duduk bersandar di kasurnya dan memangku tangan menghadap arah balkon kamarnya memasang wajah cemberut menyambut kedatangan tuan David Prayoga Handoko, ayahnya. “Ada apa, sayang? Kok mukanya murung? Kata mami kamu belum makan dari kemarin?” tanya tuan David seraya mendekat dan membawa bobot tubuhnya berlabuh di samping Agnes. Anak gadisnya tak menjawab. Agnes membawa tubuhnya berlabuh pada d**a bidang ayahnya. Tentu saja tuan David tidak keberatan dengan tingkah manja anak gadisnya. Ia langsung mendekap dan membelai lembut rambut anak g