12. Maaf

780 Kata

Sayangnya permintaan Sean malam membuat Zia penasaran. Jari jemarinya saling bergantian mengetuk sampul buku di hadapannya. Sementara wajahnya terlihat berpikir. “Gadis kecil, kamu mendengarku?” suara Sean berkumandang kembali di balik panggilan teleponnya. “Ada rahasia ‘kah di dalamnya?” sahut Zia seraya tersenyum nakal. Entah kenapa ia menyukai suara cemasnya Sean. Rasa penasarannya maninggi memintanya untuk segera membuka sampul album foto tersebut. Tidak! Zia tidak boleh begitu, itu tidak sopan. “Gadis kecil! Kamu tidak akan membuka albumnya ‘kan?” suara Sean terdengar makin cemas. Sekali lagi, suara cemasnya Sean menambah rasa penasarannya. Oh tidak! Gadis itu sudah membuka sampul albumnya. Wajah seorang bayi mungil menyambutnya di sana. “Ini Tuan waktu bayi ‘kah?” cetus gadis i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN