Abimanyu masih melihat-lihat mesin mobil Chayra. Ia memelankan kecepatan ketika melihat gadis itu sedang kebingunan di pinggir jalan. Cahaya lampu mobilnya tepat mengarah ke gadis itu dan ia memang kebetulan sedang menoleh ke kiri. Secara kebetulan, ia menuruti kata hatinya menghentikan mobil untuk membantu gadis itu. Apalagi sekarang sudah sangat larut dan posisi Chayra sangat rawan karena berada di pinggir jalan utama yang kemungkinan terjadi tingkat kejahatan yang sangat tinggi. Abimanyu memeriksa mesin dan juga kabel mesin, mulai mengutak-atiknya. Setelah lima belas menit, ia menyuruh Chayra untuk menyalakan menstatar mobil tetapi mesin mobilnya tetap tidak bereaksi. “Kayaknya emang mogok. Apa terjadi sesuatu sebelum mobil kamu mogok?” tanya Abimanyu. Chayra mengangguk, “Tadi, aku