Jalen melangkah masuk lebih dulu dan Sela menyusul kemudian. Pintu apartemen tertutup. Jalen dalam posisi membelakangi Sela. Bukan apa-apa, tapi Jalen melakukan itu untuk menenangkan dirinya. Pria itu berkali-kali menarik napas dalam lalu membuangnya perlahan. Tapi Jalen gagal. Akhirnya Jalen balik badan menghadap Sela. "Kamu ke mana tadi?" Jalen masih bertanya dengan suara rendah. "Saya nggak mau bahas masalah ini," jawab Sela tegas. Jalen menghembuskan napas lagi, cukup kencang kali ini. "Saya tanya sekali lagi, kamu ke mana tadi?" Sela tak tahu apa yang sedang ia hadapi sekarang. Sela pikir ia bisa bertahan dengan semua keras kepalanya. Memberitahu Jalen apa yang terjadi jelas bukanlah sesuatu yang ingin Sela lakukan. Tapi Sela salah mempertahankan kekeras kepalaan ini. Tida