Rumi memandangi Sela yang tengah menatap lurus ke layar komputer dengan tatapan kosong. Sejak pagi Sela terlihat murung di mata Rumi. Rasanya baru kemarin Rumi lihat Bosnya ini ceria dan bahkan tertawa. Tapi hari ini seperti ada awan mendung yang kembali bersarang di atas kepala Sela. Ketukan pintu mengalihkan perhatian Rumi dan juga Sela. Hanya dalam beberapa detik saja bola mata Rumi membulat secara sempurna. Rumi tak bisa sembunyikan keterkejutannya melihat wanita yang muncul di ambang pintu. “Hai,” sapa Cristal dengan senyum manis. “Good morning. Aku nggak ganggu kan?” Rumi menoleh cepat pada Sela, lalu kembali arahkan pandangan pada Cristal yang kini sudah ada di depannya. “Ngapain kamu liatin saya kayak gitu?” tanya Cristal, menyentak Rumi dari lamunan. “Kamu masih di sini ya