Mungkin karena seminggu terakhir biasa begadang untuk lembur, jadinya Vian malah sulit tidur meski sudah dari tadi mencoba memejamkan mata. Apalagi pinggangnya terasa kaku. Makin membuatnya tidak nyaman berbaring. Suntuk sendirian berteman berisik di kepalanya, dia berniat menyusul Ezra yang sedang nongkrong di Mirror. Namun, saat keluar dari kamar Vian melihat pintu sebelah terbuka lebar. Seketika dia panik mendapati kamar Lean dalam keadaan kosong. Semua ruang di kondisi gelap, hanya ruang tamu menyisakan remang. Sempat khawatir Lean menghilang, Vian merogoh ponselnya hendak menghubungi wanita yang sudah hampir seminggu ini tinggal bersamanya itu. Tapi kemudian urung, karena matanya tak sengaja melihat bayangan di balkon. Melangkah mendekat, dia menemukan Lean yang duduk meringkuk di s