Tania dan Zeny saling berpandangan. Mereka selama ini selalu melihat kedua orang tua mereka saling memamerkan kemesraan sehingga sering kali membuat mereka iri.
Di usia yang sudah tidak muda lagi, mereka masih suka memberikan kejutan bahwa usia bukan halangan untuk memberikan kemesraan pada pasangan.
Tetapi melihat Elza marah hingga meninggalkan meja makan baru pertama kali mereka lihat sementara Abyan yang selama ini lebih banyak tinggal di luar negeri hanya memperhatikan kedua kakaknya saling berpandangan.
“Menurut kakak mereka bisa berdamai tidak,” tanya Abyan pada Tania.
“Tentu saja bisa. Kau pikir mereka pasangan alay. Papi pasti bisa membuat mami tersenyum lagi, tapi kau juga harus minta maaf sama mami,” kata Tania yang di setujui oleh Zeny.
Sementara itu, di taman belakang, Sam duduk di kursi yang ada di depan Elza yang tetap menunduk. Dia tahu kalau Elza marah karena dirinya tidak berbicara lebih dulu tentang keinginan Abyan.
Elza masih bergeming dalam sikapnya. Wajahnya masih memperlihatkan kemarahannya, dia bahkan menolak untuk menatap wajah Sam yang duduk di depannya.
“Aku minta maaf karena tidak berbicara denganmu lebih dulu, aku hanya berpikir kalau yang diinginkan oleh Abyan sudah benar.” Kata Sam pelan.
“Benar…apakah aku mengatakan salah? Bukankah kalian semua selalu benar. Aku adalah ibu yang tidak memiliki hak untuk memberikan pendapat atas pilihan anak-anaknya,” kata Elza dingin.
“Sayang…kau adalah ratu di rumah ini, mana mungkin suaramu tidak kami dengar. Aku mohon maaf sekali lagi karena tidak meminta pendapatmu lebih dulu,” kata Sam membujuk.
“Kau tahu kalau aku sudah sangat lama merindukan dan menginginkan dia tinggal bersama dengan kita. Apa kau tidak pernah memikirkan betapa rindunya aku? Apa yang sebenarnya kalian inginkan? Apa kau tidak berpikir bagaimana keamanan Abyan apabila dia tinggal di luar sana?”
“Selama ini kau selalu berusaha menjaga keamanan Abyan dengan sangat ketat bahkan tidak menyisakan sedikit ruang-pun dirinya bisa bebas. Lalu kenapa kau sekarang membukanya dengan sangat lebar? Bagaimana kalau dia mengalami gangguan? Apakah kau bisa menjamin keselamatannya?”
Ucapan Elza membuat Samudera terdiam dan menyadari kalau dirinya sudah melakukan kesalahan, tetapi sudah saatnya bagi Abyan mencari dan mendapatkan wanita yang benar-benar mencintainya bukan sekedar menikmati harta kekayaannya saja.
“Baiklah. Aku tidak akan mengijinkan Abyan tinggal di luar kalau semua itu membuatmu bahagia. Aku akan mempertimbangkan semua permintaanmu yang berkaitan dengan Abyan. Setuju,” kata Sam mengalah.
“Kenapa mempertimbangkan. Kau tidak tulus melakukannya, kan?” kata Elza merajuk.
:Karena kita harus menghormati keinginan Abyan. Usianya sudah cukup matang untuk menikah, tapi kesibukannya sudah membuat dia melupakan kalau dia harus mempunyai pendamping hidup,” jawab Sam.
“Dan dengan menempatkan dirinya di Event planner bukannya dia semakin sibuk?” sindir Elza.
“Tetapi tidak sesibuk kalau dia menjadi seorang pengusaha. Tanggung jawab dia sekarang hanya pada setiap kegiatan yang ada di hotel. Kau pasti mengerti,” jawab Sam.
“Sekarang, kau mau kembali dan melanjutkan acara di meja makan, bukan? Jangan buat anak-anak kecewa dan menganggap kita selama ini hanya berpura-pura mesra saja,” bujuk Sam kembali.
“Aku mencintai dan sangat menyayangimu hingga rasanya mati rasa bila kau marah padaku. Hemm.”
Setiap kalimat yang diucapkan Sam perlahan membuat Elza mengalah. Tetapi dia tetap tidak menerima keputusan Abyan kalau dia harus pindah dari rumah yang dia tempati selama ini.
Dengan gerakan perlahan, Elza bangun dari duduknya di ikuti oleh Sam yang berjalan di sampingnya dengan tangan yang berada di bahu Elza, mereka berjalan bersisian menuju ruang makan, tempat ketiga anaknya duduk menunggu.
Melihat Sam kembali bersama dengan Elza dalam rangkulannya. Tania mengedipkan mata pada Zeny. Mereka adalah pasangan yang tidak pernah marah jadi mana mungkin dengan niat Abyan yang mau pindah bisa membuat kedua orang tuanya harus bersitegang?
“By, Papi sudah memutuskan kalau kau tidak akan tinggal di luar. Kau tetap tinggal bersama dengan kami tanpa alasan apa pun,” beritahu Sam setelah mereka semua duduk kembali.
“Walaupun aku tinggal di apartement? Aku janji akan pulang ke rumah setiap kali akhir pekan,” bujuk Abyan dengan pandangan memohon pada Elza.
“Aku memang sudah melakukan kesalahan dengan ide tinggal di tempat kos yang letaknya tidak jauh dari hotel. Aku janji akan menjaga diri dengan baik selama aku tinggal di apartement. Bukankah dulu aku juga melakukannya setiap kali aku pulang malam?”
“Aku mohon pada mami untuk mengijinkan aku tinggal di apartement. Tetapi kalau memang semua itu membuat mami bersedih, aku akan menerima tawaran papi yang dulu, Menjadi direktur utama di perusahaan papi,” kata Abyan tegas.
“Kenapa?”
Pertanyaan Elsa yang singkat membuat Abyan tersenyum miring. Kenapa Elza tidak melihat perbedaannya? Dengan tinggal di rumah mewah tempat keluarganya tinggal dan selalu bepergian dengan mobil mewah, apakah masih pantas seorang karyawan hotel memilikinya?
Abyan yakin dirinya akan dituduh sebagai mata-mata untuk mengawasi setiap pegawai di HSP. Lalu untuk apa kerja kerasnya tersebut? Bukankah lebih baik kalau dia meminta jabatan sebagai direktur utama saja?
“Karena akan menibulkan kecurigaan di antara karyawan. Aku tidak mungkin melakukan pekerjaanku dengan baik kalau setiap karyawan curiga padaku. Aku bekerja sebagai staf Even planner tetapi aku bahkan memiliki mobil mewah. Bagaimana kalau ada yang cari tahu tempat tinggalku? Bukankah lebih baik aku menjadi direktur utama saja,” kata Abyan panjang lebar.
Elza pada dasarnya bukan wanita yang keras kepala, tetapi dia memang merasa kecewa karena pilihan Abyan dan di setujui oleh Sam.
Tidak ada maksud di dalam hati Elza untuk membatasi kebebasan putranya, dia hanya ingin menatap lebih lama wajah Abyan dan memastikan kalau mereka semua hidup bahagia.
“Mami mengerti. Kau boleh tinggal di apartement. Banyak anak muda yang tinggal di apartement dan punya mobil bahkan dengan pekerjaan yang levelnya di bawahmu.”
“Terima kasih, Mom. Aku akan mengikuti ucapan dan semua pesan dari mami. Aku berharap yang kulakukan sekarang bisa membawaku bertemu dengan wanita yang mencintaiku tanpa syarat,” jawab Abyan yang mulai tersenyum kembali.
“Kau pasti bisa menemukannya selama kau tidak terlalu baik hati pada setiap orang. Jangan buat dirimu mudah dimanfaatkan karena sifatmu yang tidak bisa menolak setiap permintaan dari orang yang katanya sangat membutuhkan bantuan,” pesan Elza kembali.
“Tentu. Kedua kakakku yang cantik bisa menjadi saksinya,”
Jawaban yang diberikan oleh Abyan seolah stempel yang tidak akan hilang karena semuanya sudah di dengar oleh orang tercinta-nya. Mereka tidak menyadari kalau kehadiran Abyan bisa mengundang masalah baru,
Menggunakan mobil yang kelasnya sangat jauh, Abyan keluar paling depan sementara kedua kakaknya masih sibuk dengan kesibukan mereka sebelum berangkat kerja.
Tania yang merupakan seorang istri perwira harus menemani Rizal karena ada pertemuan dengan para istri perwira sementara Zeny sudah ada janji dengan klien baru yang akan memasok sayuran segar untuk hotel mereka.
Semua masih sama karena tidak ada yang berubah sejak Abyan meninggalkan HSP kemarin siang. Hari ini dengan id card yang sudah dia miliki, Abyan harus absen lebih dulu sebelum memulai tugasnya. Yang pertama dia lakukan adalah bertemu dengan seorang lelaki yang sudah diberi kepercayaan oleh Zeny untuk membantunya.
Pertama bertemu dengan David, Abyan seperti memiliki sikap curiga padanya. David tidak seperti pegawai yang diberi kepercayaan untuk melakukan tugasnya. Tidak ada sikap tanggung jawab di dalam dirinya.
Hal tersebut dapat dilihat dari tindakannya yang langsung memberikan password kegiatan hotel dan siapa penyewanya kepada Abyan sementara Abyan yakin David hanya tahu dirinya sebagai karyawan baru.
Apakah David tidak tahu tugas Event Planner? David sudah lama bekerja di HSP sehingga tidak mungkin dia tidak menganggap yang dia perlihatkan pada Abyan termasuk rahasia perusahaan.
Bagaimana kalau Abyan adalah seorang penyusup yang akan mengambil alih semua ide dan juga setiap acara yang akan berlangsung di HSP/
Abyan tidak tahu apakah David sengaja untuk memancingnya atau dia memang benar-benar tidak peduli dengan pekerjaannya. Apakah dia harus bertanya pada Zeny untuk cari tahu siapa orang yang sudah diberi kepercayaan tetapi tidak bisa melakukannya dengan baik.
“Kau punya ide untuk semua acara yang sudah ada? Jangan buat kami menyesal sudah membayarmu kalau yang kau bisa hanya mencontoh dan mengikuti yang sudah ada saja,” kata David sinis.
“Kau tahu tugas anggota Event Planner? Banyak tugas yang harus kau lakukan dan semuanya sangat penting. Kau yakin bisa mengendalikan banyak tugas. Kenapa aku tidak yakin dengan kemampuanmu. Kau memang punya tampang yang menarik, tapi aku harap modalmu tidak hanya itu saja,” cibir David.
Apa yang salah dengannya. Abyan menggelengkan kepala tertawa. Seorang lelaki yang tidak dia kenal sudah menghakimi dirinya secara terbuka sementara mereka belum pernah bertemu.
Sangat menggelikan kalau orang yang tidak kenal dengannya sudah berkata seolah tidak percaya pada kemampuan dirinya. Abyan kembali meyakinkan dirinya kalau dia harus mencari tahu siapa David sebenarnya.