Roy Tertarik Pada Bella?

1007 Kata
Sementara itu di kantor Nathan. Roy sedang sibuk mengurus semua kerjaan Nathan yang ia tinggalkan sejak kemarin. Roy sebenarnya adalah seorang yang humoris. Tapi sejak bekerja pada Nathan, membuatnya menjadi sangat pendiam. Sepertinya sifat dan sikap Nathan dapat menular. "Kenapa jadi aku yang harus mengerjakan semua pekerjaan ini? Harusnya Tuan Muda membawaku juga kesana. Siapa tau aku bertemu wanita cantik dan dia mau menjadi kekasihku. Ya setidaknya kami bertukar nomor saja dulu. Saat nanti aku sudah memutuskan untuk berhenti bekerja di sini, aku akan langsung melamarnya. Hahaha..." Roy berbicara sendiri sambil tetap mengerjakan pekerjaan Nathan. "Selama aku masih bekerja di sini, sepertinya seumur hidup aku tidak akan pernah menikah. Apalagi jika nanti Tuan Muda menikah, dia pasti akan lebih banyak libur untuk bulan madu dan bersama isterinya. Sementara aku? Harus menyelesaikan semua pekerjaannya. Tapi untuk saat ini tidak masalah. Tuan memberiku gaji dan bonus yang cukup besar. Aku akan menyimpannya untuk biaya pernikahan dan keperluan rumah tanggaku nanti sebelum aku mendapatkan pekerjaan lain setelah berhenti dari sini." Roy terus mengoceh. "Tapi... bagaimana aku bisa mendapatkan kekasih jika harus terus menempel pada Tuan? Aku bahkan tidak punya waktu untuk memenuhi janji kencan butaku minggu lalu." Akhirnya Roy berhenti memeriksa dokumen-dokumen itu. Ia merasa pusing karena memikirkan nasibnya yang masih jomblo. "Sebaiknya aku beristirahat saja dulu, mumpung Tuan tidak disini. Aku akan ke caffe di seberang kantor, sepertinya aku butuh udara segar." Lalu Roy beranjak dari ruang kerja Nathan, menuju sebuah caffe sederhana yang terletak tidak jauh dari kantor tempatnya bekerja. Saat sedang asik menikmati capucino hangat yang ia pesan, Roy mendengar pertengkaran hebat antara sepasang kekasih. Tapi ia enggan untuk menoleh. Ia tidak mau dianggap ingin tau masalah orang. Jadi dia berlagak cuek, tapi tetap saja telinganya mendengar dengan cukup jelas pertengkaran itu. " Dasar kau b******k. Kau laki-laki yang tidak berguna, selama ini aku telah membiayaimu karena aku mencintaimu. Tapi dasar kau tidak tau malu, malah berselingkuh di belakangku." Terdengar suara keras wanita itu berteriak. "Sayang, tolong dengarmkan aku. Aku yakin ini hanya salah paham saja. Biar aku jelaskan. Tenang lah dan mari kita duduk dulu. Jangan berteriak, semua orang akan melihat kita nanti." Sang pria mencoba menenangkan dan membujuknya. "Biar saja semua orang mendengarkan. Apa kau malu? Kau punya rasa malu sekarang? Tidak ada lagi yang perlu kau jelaskan. Video ini sudah cukup menjadi bukti untukku. Pria sepertimu memang layak di campakkan." Sahutnya lagi. "Video itu pasti hanya editan. Aku tidak pernah tidur dengan wanita itu, bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali." "Sudah lah, kau tidak perlu membela diri lagi. Aku ingin kita mengakhiri hubungan ini." "Aku yakin saat ini kau hanya emosi. Sebaiknya kau tenangkan dirimu dulu. Besok kita akan bicara lagi." Ujar pria itu dan bersiap hendak pergi. Namun, sebelum pria itu sempat berjalan. Sang wanita berdiri dan menarik lengan Roy, memeluknya dengan erat sambil berkata, " Aku serius dengan ucapanku, aku membuangmu dari hati dan hidupku. Dan perkenalkan ini, dia kekasih baruku. Dia jauh lebih baik darimu." Tentu saja hal tak terduga ini membuat Roy sangat terkejut, saat ia melihat ke arah wanita itu. Ternyata wanita itu adalah yang berdebat dengan Boss-nya dulu di sebuah Mall. Ya, dia Bella. Sahabat Rachel. Melihat hal yang tak bisa di percaya ini, kekasih Bella berkata " Hah, dasar wanita sialan. Murahan. Ternyata ini alasan kau ingin memutuskan hubungan denganku? Demi lelaki ini? " Ujarnya kesal sambil menunjuk ke arah Roy. "Hai bung, jaga ucapanmu. Tidak bisa kah kau berkata dengan sopan kepada seorang wanita? Tunjuk kan rasa hormatmu. Karena Ibumu juga adalah seorang wanita." Jawab Roy membuat hati Bella sangat tersanjung. " Cih. Kalian sama saja. Baik lah, mulai hari ini kita putus. Nikmati lelaki barumu itu. Aku yakin dia tidak sekuat dan sehebat diriku." Kata pria itu lalu pergi. Kata-kata yang sangat membuat Roy sangat terkejut dan tak menyangka. "Huh, dasar. Aku yang membuangnya di awal, lalu kenapa sekarang jadi seperti aku yang terbuang ?" Ucap Bella sendiri seolah lupa di sampingnya ada Roy. Dan parahnya lagi, dia masih memeluk sebelah tangan Roy. "Eheemm... Eheemm... Nona, bisakah kau lepaskan tanganmu dari tanganku?" Tanya Roy membuat Bella kaget dan langsung melepaskan tangannya. "Oohh... Okey. Sorry!" Bella menjawab lalu menoleh me arah Roy. Betapa terkejutnya dia saat melihat dengan jelas, wajah pria yang tangannya baru saja dia peluk. "Bu-Bukankah asisten si angkuh Nathan itu?" Tanya Bella merasa grogi karena takut salah orang. "Ya ,Nona. Kau benar! Aku Roy, asisten Tuan Muda Nathan." Jawab Rot dengan sangat elegant. "Ooh ya. Aku mengingatmu. Dan kenapa kau ada disini? Dimana Tuanmu yang angkuh itu?" Tanya Bella lagi. "Aku sedang coffee time. Dan tolong, berbicara lah yang sopan tentang Tuan Muda!" Roy jelas tidak senang dengan kata-kata yang di ucapkan Bella tadi. "It's okey! Sorry. Tuan Mudamu itu sangat b******k, dia bercinta dengan sahabatku lalu meninggalkannya begitu saja. Bukan kah menurutmu dia seorang b******n?" Tanya Bella lebih berani. "Kau..." Roy tidak bisa berkata apa-apa karena terlalu emosi saat ini. Namun dia kembali melanjutkan perkataannya beberapa detik kemudian "Lalu, apakah tidur dengan pria lalu kemudian berpisah dengan cara seperti tadi, apakah itu termasuk wanita yang baik?" Tanya Roy dengan sedikit mengejek. Tentu saja pertanyaan itu berhasil membuat rona wajah Bella berubah menjadi merah seperti udang rebus. Sesaat ia terdiam karen malu. "Hal seperti itu sudah sangat wajah di zaman sekarang. Jangan berlagak lugu. Mungkin, kau saja yang belum pernah melakukannya. Di lihat dari bagaimana penampilanmu, aku rasa tidak akan ada wanita yang tertarik untuk berkencan denganmu." Jawab Bella tak mau kalah. "Benarkah? Aku rasa, nanti kau akan tertarik untuk berkencan denganku. Dan aku akan melakukannya denganmu untuk pertama kalinya. Apa kau siap untuk semua itu?" Roy masih saja ingin mengganggu konsentrasi Bella. "Sudah lah, aku rasa kita tidak sedekat itu untuk berbicara lebih jauh. Dan terima kasih atas bantuanmu kali ini. Aku akan membayarnya suatu hari nanti." Ucap Bella lalu bergegas pergi dari sana. Tanpa membiarkan Roy membalas perkataannya. "Wanita yang sangat menarik dan unik. Aku pasti akan mendapatkan kesempatan untuk mencuri hatimu." Kata Roy dalam hati sambil tersenyum penuh arti. Dia seperti menyukai wanita yang kini tengah ditatapnya dengan serius itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN