Dimas hela napas lega setelah menyelesaikan pekerjaan di kantornya sore hari ini. Meskipun lelah secara batin, dia tetap mampu bekerja dengan baik. Baru saja dia hendak bersiap-siap kembali ke apartemennya, Arsa menghubunginya. “Iya, Pa?” “Dimas. Pulanglah. Ada Andrea di rumah sekarang. Kamu makan malam di rumah Papa saja. Sudah lama juga kamu nggak pulang ke Alam Sutra.” Kelegaan Dimas berubah resah. “Jangan menambah masalah dalam keluarga.” Kata-kata Arsa terkesan sedikit memaksa, mengingatkan ketidaksetujuan Arsa akan sikap Dimas yang sebelumnya telah mengabaikan kaca mata pemberian Andrea. Dimas berbohong waktu itu dan membuang kaca mata tersebut, sebagai bentuk kekesalannya terhadap Kinanti. Tapi Arsa tentu tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. “Baik, Pa,” balas Dimas