Rencana Perjalanan

1029 Kata

Dahi Dimas mengernyit, dia heran dengan jawaban Kinanti. "Bagaimana bisa ikatan kantong plastik bisa mengikat tanganmu sampai merah begini?" Kinanti tersedak mendengar kata-kata Dimas. Dia sadari bahwa alasannya terdengar sangat dibuat-buat, karena itulah yang memang terlintas di benaknya saat ini. Dia terdiam tidak membalas Dimas ataupun melanjutkan ucapannya. Gugup tidak bisa dia elak, hingga matanya sedikit berair. Kinanti tampak tidak berdaya. Untungnya, Dimas juga tidak mau menekan Kinanti lebih jauh. "Kulitmu halus, Kinanti. Jika papamu melihat memar ini, dia pasti akan sedih dan patah hati untukmu." Dimas lepaskan tangan Kinanti. Kinanti langsung menutupi tanda merah di pergelangan tangan dengan tangannya yang lain di atas pangkuannya. Keduanya terdiam lagi beberapa saat, hingga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN