Tinggal beberapa menit lagi sampai pada perkiraan waktu matahari terbit, Dimas sudah menghabiskan rokok ketiganya. Dia berjalan memutar mobil dan membuka pintu mobil di sisi Kinanti, dan membangunkan gadis yang tengah terlelap itu. "Kinanti, Sofia, Mama tiriku, bangunlah." Dimas menyebut tiga nama sekaligus dengan suara rendah. Suaranya sangat lembut saat menyebut dua nama pertama, akan tetapi Kinanti baru bangun dari tidurnya saat mendengar panggilan yang terakhir. “Kok aku bisa tertidur?” gumam Kinanti bertanya. Dia membuka matanya dan mengusap-usap bahunya yang terasa sedikit sakit. Dia melihat ada mantel berbau asap samar yang menutupi punggung dan bahunya. “Sebentar lagi matahari terbit, dan kita harus naik lift kecil di menara nanti. Sebaiknya kita jalan sekarang.” Kinanti hel