Amarah Terpendam Jeffrey

1031 Kata

Tanpa menunggu tanggapan Jeffrey, Kinanti langsung menghubungi sopirnya yang sedang menunggu di luar gerbang kampus, agar pulang ke rumah dan tidak perlu menunggunya. “Iya. Aku naik taksi saja.” Kinanti akhiri panggilannnya. Lalu dengan tergesa-gesa dia melangkah menuju café. Jeffrey mengikutinya dari belakang sambil terus menyumpah dan marah-marah. Mereka berdua memasuki sebuah café yang tidak jauh dari kampus. Mereka memilih pojok café sebagai tempat duduk, agar tidak mudah dilihat banyak orang. Tidak mau berlama-lama memilih menu, Kinanti langsung memesan minuman saat seorang pelayan café mendatangi mereka. Saat pelayan pergi, amarah Jeffrey langsung meledak setelah dia pendam lama. Dia cekal tangan Kinanti dengan kasar yang baru saja selesai meletakkan menu di atas meja. Sorot mat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN