Sampai di ruang tengah di rumah Kinan tentunya. Sepasang manusia ini hanya bergelut dalam keheningan. Tak ada yang mencoba untuk bicara bahkan sepertinya tenggorokan mereka sama-sama tengah tercekat. Faris masih saja merasa bersalah, tidak seharusnya Kinan ada di sana tadi melihatnya dipukuli oleh Javas. Hingga akhirnya membuat keadaan seolah Javas lah yang bersalah tapi nyatanya sama sekali bukan begitu. Faris ingin menjelaskannya, tapi jika melihat air wajah Kinan yang begitu datar, ternggorokannya serasa kering. Dan segala kata yang hendak ia ucapkan menguap entah kemana. Ia tak tahu harus memulai dengan kalimat apa dan akhirnya malah diam membiarkan Kinan terus melakukan pekerjaannya yang sedang mengobati luka memar di perutnya. Dalam diam Kinan terus mengobati luka memar di perut F