"Pak Nico? Kok kesini?" Pertanyaan Selma di jawab oleh kekehan kecil dari Nico. "Ya, saya harus kesini untuk melamar kamu, ehmm boleh saya masuk?" Selma yang masih tercenung dengan ucapan Nico akhirnya membuka pintu rumahnya lebar-lebar dan mempersilahkan Nico masuk. "Silahkan duduk, Pak," Nico menurut dan duduk di sofa panjang yang ada di ruang tamu itu. "Ehm, ada keperluan apa ya Pak?" "Loh, kamu lupa ya? Saya kan janji bakal nikahin kamu," jawab Nico. Selma menepuk jidatnya, dia memang lupa tentang hal itu. Keseharian tidak pernah ada Nico di kamus hidupnya dan tiba-tiba sekarang pria itu datang ke dalam kehidupannya demi anak mereka. "Lalu, kapan kita nikah pak, eh!" Selma menutup mulutnya yang keceplosan. Bukankah kesannya jadi dia yang pengen cepat-cepat nikah. Nico terkekeh,