Nancy Dan Pria Tanpa Ekspresi

1515 Kata
Udara pagi yang dingin menyelimuti kota London yang begitu indah, ini adalah awal musim dingin di sana. Seorang gadis harus terpaksa bangun ketika alarm terakhir yang berbunyi pada jam wekernya. Gadis itu segera membuka kedua kelopak matanya, lalu dengan cepat mematikan alarm yang berbunyi pada jam wekernya. Kulit putih, hidungnya yang mancung serta warna bola mata berwarna biru membuat wanita itu nampak menawan walaupun baru saja terbangun dari tidurnya. "Ah celaka, hari ini pertama kali aku masuk sekolah, jam berapa ini?" Berteriak cukup panik namun, masih terlihat elegan. Dengan kondisi kasur yang terlihat berantakan Ia membuka mata dengan raut wajah terkejut, lalu kemudian memposisikan badannya pada posisi terduduk di atas kasur. Rambutnya terlihat kusut pagi itu. "Dingin sekali pagi ini, tidak usah mandi, aku masih wangi dan cantik, aku harus segera pergi ke sekolah," ucapnya terlihat buru-buru melompat dari atas ranjang pink berbalut selimut bermotif bintang laut. Setelah tidak sempat membersihkan seluruh badannya dengan air, gadis itu segera bergegas mengenakan seragam sekolah barunya. Ini adalah hari pertamanya masuk ke sekolah yang baru. Di depan cermin ia tersenyum penuh semangat dan segera menyisir rambutnya itu, rambutnya yang halus dan lurus membuatnya kembali rapi dalam sekejap sisiran. Ia menguncir rambutnya ekor kuda, dan tak lupa memakai sweater rajut untuk melindunginya dari iklim musim dingin kota London. Ia berlari menuju meja makan dan mengambil sepotong roti di atas meja makan dan mengambil botol berisi s**u segar yang ada di lemari es. Ia nampak berlari meninggalkan rumahnya. "Hei Nancy hati-hati, habiskan dulu sarapanmu, jangan lari seperti itu," seorang wanita mengingatkan gadis yang memiliki nama Nancy itu. Benar, itu adalah suara ibunya. Nancy segera meraih gagang sepeda yang terparkir di halaman rumahnya lalu kemudian menaikinya. Pagi yang dingin suara anjing menggonggong serta suara sirine di persimpangan jalan terdengar merdu dan menenangkan. "Aku sudah terlambat ibu, aku akan memakai sepeda untuk mengejar waktuku, aku mencintaimu, dadah," ucapnya dengan sepotong roti yang masih ia gigit itu. Sadar karena waktunya terus berlalu, ia mengayuh cepat pedal sepedanya. Hingga di sebuah persimpangan sebuah jalan, Nancy tak sengaja menabrak seorang pria yang juga mengendarai sepedanya. Pria yang memakai seragam sekolah itu muncul dari balik persimpangan jalan toko kue secara tiba-tiba, sehingga Nancy tak ada waktu untuk menghentikan kayuhannya. Bruk! Suara tubrukan yang membuat kedua orang itu terjatuh. "Ah maafkan aku, aku sedang terburu-buru," ucap Nancy pada seorang pria yang tak sengaja ia tabrak itu. Pria itu terlihat dingin, tatapan yang ia berikan pada Nancy, membuat Nancy sedikit merasa bingung. Pria itu berdiri, dan membangunkan Nancy yang juga dalam posisi terduduk karena jatuh dari sepedanya. "Kau tidak apa-apa? Lain kali hati-hati," Setelah membangunkan Nancy. Pria itu langsung meraih kembali sepedanya lalu menaiki kembali sepedanya dan kemudian melanjutkan kayuhannya. Pakaian seragam yang dipakai pria itu nampak tak asing bagi Nancy. Ia baru menyadari jika lambang yang ada pada seragam pria itu, sama seperti lambang yang tertempel di saku seragamnya. "Eh? kenapa tiba-tiba pergi? Kenapa tidak memarahiku? Dan lagi seragam yang ia gunakan, apa dia murid sekolah itu juga?" tanyanya pada dirinya sendiri sembari melihat kearah pria yang baru saja pergi. Sesampainya di sekolah, Nancy menghubungi guru agar dibantu untuk menemukan kelas barunya itu. Kemudian ia diarahkan pada satu kelas. Di usianya yang kini menginjak 16 tahun, ia harus berada di kelas pendidikan menengah key stage 4. Oh ya, di Inggris sistem pendidikan diurut berdasarkan key stage. Yang mana key stage ini antara 1 sampai 4. Jika di Indonesia Nancy sendiri masuk Sekolah Menengah Atas atau SMA. Ia kemudian memasuki kelas barunya itu, semua orang menyambut baik dirinya setelah ia memperkenalkan diri. Namun matanya fokus pada pria yang nampak duduk sendiri di posisi paling belakang baris pertama. Seorang pria yang nampak melamun tak mempedulikan dirinya. Karena kursi yang kosong hanya ada di belakang, akhirnya Nancy duduk di kursi paling belakang baris kedua. Itu artinya kini Nancy bersebelahan dengan pria itu. "Pria ini, kan? yang tadi aku tabrak tanpa sengaja," Gumam Nancy menoleh ke arah pria itu. Nampak seperti orang yang tak memiliki gairah hidup, wajahnya terlihat muram dan tanpa ekspresi. "Apa kau memperhatikan aku?" tanya pria itu yang menyadari jika Nancy sedang melirik ke arahnya. Nancy yang terkejut lalu membuang pandangannya dan berkata, "ah, t-tidak-tidak, mungkin kau salah melihat, hehehe," ucap Nancy mengelak. Walaupun telah berhari-hari ada di kelas yang sama. Nancy belum mengetahui nama pria itu, semakin hari ia semakin penasaran dengan pria itu. Nancy sebenarnya tak menyukai orang semacam itu, seorang pria yang tak memiliki gairah hidup itu membosankan. Apalagi pria itu nampaknya selalu berada di kursinya, baik itu sedang istirahat ataupun sedang tak ada kegiatan. Pria itu selalu duduk di sana, seperti tak memiliki teman. "Nanti aku akan memberikanmu, tenang saja, lagipula kasetnya baru saja keluar, kan?" ucap salah seorang wanita yang membicarakan sebuah kaset musik keluaran terbaru bersama Nancy. "Tidak usah, aku bisa membelinya sendiri," balas Nancy tersenyum nampak akrab mengobrol. Suatu hari seseorang menyatakan cinta pada Nancy, 5 pria nampak mendekati Nancy dan sering datang ke kelasnya. Nancy memiliki paras yang cantik, kulitnya putih, rambutnya lurus panjang serta bola matanya yang biru, dan memiliki tinggi sekitar 165 centimeter. Dengan penampilannya seperti itu, tak jarang banyak pria yang menyukai dan menyatakan cinta padanya. Walaupun pada akhirnya semua pria itu ia tolak. "Maafkan aku, aku tidak bisa membalas perasaanmu," ucap Nancy pada pria yang baru saja menyatakan cinta padanya. "Laki-laki ke dua puluh yang sudah Nancy tolak," ucap seorang teman perempuan yang duduk di samping Nancy. Nancy selalu bilang tidak akan menyerahkan hatinya pada siapapun. Hingga akhirnya beberapa pria mendatanginya di kelas ketika ia sedang bersama teman perempuannya. Pria yang datang menemui Nancy itu terlihat kasar padanya. Pria itu nampak marah-marah pada Nancy, sepertinya ia sakit hati karena Nancy menolak cintanya. "Memangnya kau siapa? Kau itu w************n, berani sekali kau menolak cintaku," ucap pria itu yang ditemani beberapa temannya. Hal itu tentu membuat Nancy menangis, karena perlakuan pria itu melukai hatinya. Nancy hanya tidak ingin berbohong pada perasaannya, baginya perasaan yang ia miliki tak bisa ia berikan pada siapapun kecuali pada satu orang yang ada di pikirannya. Keributan yang terjadi membuat seorang pria yang duduk di belakang itu memperhatikan mereka. Pria yang sedari tadi sedang tertidur itu kemudian terbangun, dan menatap dingin sosok pria yang sedang memarahi Nancy di depan kelas dari kursinya. Ia melihat Nancy menangis dan kini beberapa pria itu pergi meninggalkan Nancy yang menangis sembari terus mengeluarkan umpatan yang di arahkan pada Nancy. Keesokan harinya di lapangan basket gedung sekolah itu, seorang pria nampak sedang berkelahi dengan beberapa orang pria. Seorang pria nampak lari terburu-buru memasuki kelas Nancy berada. Ia adalah teman sekelas Nancy. "Hey ada perkelahian di lapangan basket, si suram tanpa ekspresi sedang berkelahi dengan beberapa pria yang kemarin datang ke sini," ucap pria itu. Tentu saja semua orang di dalam kelasnya menjadi penasaran. Pasalnya pria suram tanpa ekspresi itu julukan yang diberikan pada pria yang selalu duduk di kursi belakang kelas mereka. Nancy yang menyadari hal itu pun kemudian terkejut, ia penasaran dengan informasi yang dikatakan temannya, pasalnya pria yang kemarin mendatangi kelasnya hanya sekelompok pria itu. Dan kini ia mendapat kabar, teman sekelasnya sedang berkelahi dengan mereka. Seluruh siswa di kelasnya berbondong-bondong menuju lapangan basket. Tak terkecuali Nancy, ia pun penasaran dengan sesuatu yang terjadi di sana. Di lapangan basket nampak sisiwa siswi sekolah itu berkumpul, melihat pria yang tengah berdiri di hadapan beberapa orang yang kini terlihat kesakitan dan menjaga jarak dengannya. Nancy menerobos kerumunan orang itu karena ia penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Nancy yang kini ada di barisan terdepan menyaksikan sendiri beberapa orang pria yang kemarin mendatanginya terlihat babak belur. Dan satu pria yang nampak memasukkan kedua tangannya ke saku celana berbicara pada mereka yang babak belur itu. "Jangan paksakan keinginan kalian, menyakiti seseorang yang bahkan tak mempedulikanmu adalah hal paling memalukan. Sebagai laki-laki seharusnya kalian lebih bisa menghargai perasaan dan kehendak orang lain, apalagi yang kalian lakukan pada teman sekelasku kemarin sudah melewatan. Seharusnya kalian tak membuat seorang gadis menangis hanya karena perbuatan kalian. Laki-laki yang menyakiti seorang wanita itu derajatnya setara dengan sampah paling rendah di dunia," ucap pria itu penuh penekanan. Mendengar perkataan dari mulut pria itu, semua orang nampak tersentak, terlebih siswi perempuan yang merasa kagum dengan apa yang dilakukan oleh pria itu walaupun ia telah melakukan hal buruk karena telah memukuli teman sekolahnya. Pria itu malah mendapatkan banyak pujian dari gadis yang melihatnya. Mereka berkata, hal yang dilakukan pria tanpa ekspresi itu sangat keren. Apalagi kata-kata yang baru saja ia keluarkan. Nancy terkejut dan membuka mulutnya lebar lalu menutupinya dengan permukaan tangannya, alisnya naik dan pupil matanya membesar, karena pria suram tanpa ekspresi yang tak disukainya itu kini membelanya. Ia tak percaya dengan apa yang terjadi. PENGUMUMAN!! Saya menentang plagiarisme, adapun novel yang saya tulis hanya ada di satu aplikasi di bawah naungan Stary LTD (Dreame, Innovel), jika pembaca menemukan cerita saya di platform lain atau diedarkan secara pdf, saya tegaskan itu adalah bentuk pembajakan dan saya menentang keras akan hal itu, dan segala bentuk penyalahgunaan hak cipta telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014, dan pelaku penyalahgunaan dapat dikenakan sanksi pidana dan ataupun denda sebesar Rp. 4.000.000.000,00. Kalian bisa baca karya saya hanya di platform Dreame/Innovel.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN