18. Panik

3272 Kata

Setelah permintaan pemberhentian Ratu Rania di tolak bang Nino dan tentu saja suamiku, rumahku ramai lagi dengan gelak tawa suara Tata. Dan semua harus melayani kemanjaannya. Apa aja mesti di turuti. “Abang dede cantik gak?” selalu begitu kalo sudah selesai mandi, entah mau berangkat sekolah atau mandi setelah pulang sekolah. “BADAI!!!” jawab abang kembar lalu berebut mencium pipi embul Tata. Girang dong ratu Rania. “Dede mau bobo, tapi cape, coba pijetin kaki dede bang” perintahnya tidak perduli, abang kembar sedang main game online di handphone. Tetap aja dua abangnya menurut. Walaupun dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang handphone. “Apalagi De?” tanya Barra kalo Tata sudah suruh mereka berhenti pijat. “Gendong, ke rumah ayah!!” rengeknya. Menurut lagi abang kemba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN