"Ya nggak dong pah. Aku tuh mau minta tolong yang lain pah. "
"Emangnya mau minta tolong apa sih El?" kali ini mamah yang bertanya. Sepertinya mereka penasaran dengan permintaaku.
Aku tersenyum dan akhirnya menceritakan semua yang terjadi antara aku dan juga Arya selama ini. Dan tidak lupa untuk meminta agar papah mencari tau tentang pesan yang dikirimkan oleh Arya pagi tadi.
Jika terbukti dia berbohong soal dipaksa nikah sama mamah papahnya, maka bersiaplah untuk terima kejutan selanjutnya. Setelah menceritakan semuanya, dan papah setuju membantuku mencari tau tentang hal itu, aku pamit masuk ke kamar.
Setelah masuk ke kamar, aku melepaskan lensku lalu segera membersihkan diri dan kembali melihat pantulan wajahku di kaca. Memperhatikan wajahku yang saat ini sangat jauh berbeda dari biasanya.
Kembali aku mencoba mempraktekkan cara make up yang sempat aku lihat di video youtube tadi pagi, agar aku terbiasa. Tidak mungkin selamanya aku harus duduk berjam-jam didepan kaca hanya untuk make up.
Teringat pagi tadi, aku harus bolak balik menghapus make upku karna baru pertama kali praktek sendiri. Sebenarnya, aku pernah didandani oleh temanku saat di Singapura.
Saat itu kami akan menghadiri pesta ulang tahun temanku. Tapi karna merasa kurang percaya diri, akhirnya aku menghapus make up di wajahku.
Sepertinya sangat mudah saat melihat mereka memainkan alat make up di wajahku. Tapi saat tadi aku sendiri yang mempraktekkannya, mengapa bisa sesulit itu.
Setelah menghabiskan waktu berjam-jam, akhirnya aku selesai dengan make upku. Kuperhatikan wajahku dengan seksama. Tidak minor. Akhirnya aku bisa tersenyum puas, walaupun tadi sempat 2-3 kali menghapusnya.
Tok... Tok... Tok...
"El, makan malam dulu yuk. " ajak mamah setelah membuka pintu.
"Iya mah. Aku ganti baju dulu. Setelah itu baru turun. " jawabku.
"Loh, kamu baru selesai mandi? Mamah kira tadi langsung mandi. " kata mamah lagi sambil melangkah masuk ke dalam kamarku.
"Hehee tadi langsung mandi mah. Tapi setelah mandi belajar make up dulu. Ini baru selesai." kataku sambil tersengih.
"Ya ampun El... Ini udah jam berapa? Masa segitu lamanya sih El. Ini rambut kamu juga udah kering loh. Nggak takut masuk angin apa? " kata mamah sambil geleng-geleng kepala.
"Namanya juga belajar mah." jawabku lagi sambil garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
"Ya udah, kamj ganti dulu deh. Setelah itu turun ya. Tadi kata papah ada yang mau di omongin juga." mamah tersenyum sambil melangkah pergi dari kamarku.
Setelah menganti jubah mandi dengan dress, aku turun menyusul mamah ke dapur. Saat tiba di dapur, aku diaambut dengan senyuman hangat dari mamah dan juga papah.
"Duh, cantiknya anak papah. Mau kemana El? " tanya papah sambil tersenyum hangat padaku.
"Mau makan malam sama mamah papah dong. Hehee" jawabku sambil duduk di bangku.
"Mau makan malam aja koq cantik banget? Kaya mau keluar aja." kali ini dibalas oleh mamah.
"Setelah makan malam rencananya mau keluar sama Karin mah, pah. Boleh kan? "
"Iya sayang. Kita makan dulu ya. Setelah itu baru pergi. " ucap papah tersenyum.
Setelah selesai dengan acara makan malam, akhirnya kami berkumpul di ruang keluarga sambil menunggu Karin datang.
"Oya pah, tadi kata mamah ada yang mau papah omongin? " Aku baru teringat dwngan icapan mamah sebelum keluar dari kamarku tadi.
"Hmm.. Iya El. Soal yang tadi kamu bilang. Papah udah suruh org buat cari tau. Dan katanya, itu bukan paksaan dari Om Bagas dan juga tante Lia. Mereka tidak tau apa-apa soal ini. Tapi.." Omongan papah menggantung.
"Tapi apa pah? " aku yang penasaran tidak sabar menunggu papah melanjutkan.
"Huh!" Papah menghembuh nafas kasar.
"Tapi itu permintaan dari Arya. Dan yang paling mengejutkan, Arya sama Cinta udah pacaran sejak 6 bulan yang lalu." Papah melanjutkan omongannya dengan rahang mengeras.
Aku benar-benar syok mendengarnya. Aku tidak menyangka bahwa mereka sudah selama itu menghianatiku. Pantas saja Cinta belakangan ini seperti menghindar dariku. Ternyata inilah sebebnya.
Ok baiklah. Kalian tunggu kejutan selanjutnya dariku. Aku akan pastikan kalian akan kejang-kejang setelah mendapat kejutan dariku kali ini.
Tidak lama setelah itu, terdengar deru mobil di depan rumah. Pasti itu Karin yang datang menjemputku. Setelah pamit sama mamah dan papah, aku segera keluar dan segera menghampiri Karin yang sedang menungguku di dalam mobil.
"Ayo." Wajah Karin menampilkan senyuman yang begitu lebar. Sepertinya dia sedang bahagia. Terlihat dari wajahnya yang ceria. Aku mengangguk dan masuk ke dalam mobil.
"Kayanya ada yang lagi happy nih. " aku bersuara setelah mobil bergerak.
"Emang!" katanya dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.
"Cerita dong. Perasaan bukan hari ulang tahun kamu deh." kataku sambil melihat kalender di hp. Mataku sempat melihat ada beberapa chat WA masuk. Tapi aku tak langsung membukanya.
"Nanti aja. Kalau udah nyampai di cafe, baru aku cerita." jawab Karin masih tersenyum.
"Emangnya kenapa kalau cerita sekarang? Harus tunggu sampai disana ya? Jadi penasaran nih." aku mengubah posisi dudukku menghadap Karin.
"Hahaa emang kamu aja yang bisa kasih kejutan? Aku juga bisa kali. " Ucap Karin sambil tertawa.
"Rinnn... "
"Sabar aja Key. Nggak lama koq. Hehee" Karin masih tidak mau mengatakannya. Akhirnya aku mengalah dan kembali pada posisi duduk menghadap ke depan.
TBC