"Siapa bilang? Kamu jangan berfikiran yang nggak-nggak dulu sayang. Dengar dulu penjelasan aku." Aku berusaha menjelaskan pada Cinta seperti yang sudah aku atur dari tadi.
Aku menjelaskan pada Cinta semuanya, dengan berhati-hati. Takutnya aku malah keceplosan.
Aku mengatakan padanya bahwa aku dan Keyla sudah lama putus. Tapi Keylalah yang tidak terima dengan keputusanku itu.
Tidak lupa aku juga memberikan tambahan-tambahan yang akan menguatkan penjelasanku.
Karna takut Cinta nggak akan percaya, aku bilang saja kalau Keyla masih sering menghubungiku. Tapi aku tidak pernah mengubrisnya. Dan banyak lagi yang aku katakan padanya untuk meyakininya.
Setelah menjelaskan panjang kali lebar pada Cinta, akhirnya Cinta mau percaya lagi padaku. Aduh! Ternyata sangat mudah untuk mendapatkan kembali kepercayaan Cinta.
Setelah semua masalah sama Cinta beres, aku menyuruh Cinta untuk membersihkan diri terlebih dulu. Cinta menurut dan langsung masuk ke kamar mandi dengan senyum menggoda.
Saat Cinta sudah di kamar mandi dan bunyi air keran terdengar, dengan cepat aku meraih hpku dan masuk ke aplikasi hijau. Aku menscroll screen hp untuk mencari nomor hp Keyla.
Aku mengetik pesan dengan terburu-buru karna takut Cinta keburu selesai mandi.
'Jangan pernah ganggu aku lagi! Aku udah nikah sama wanita pilihanku yang jauh lebih cantik!'
Send
Setelah mengirim pesan itu, aku segera memblokir nomornya Keyla. Aku takut nanti dia malah telfon atau membalas pesanku. Setelah memblokir nomor hp Keyla, aku segera menghapus pesan tadi.
Ok selesai! Sekarang aku bisa jauh lebih tenang.
* * * *
Author pov
Keyla duduk di depan meja riasnya dengan muka mata sembab. Semalaman dia sama sekali tidak bisa tidur. Dia menangis dan merenung nasibnya yang malang.
Sudah berulang kali mbok Lilis mengetuk pintu dan mengatakan bahwa mamah dan papahnya sudah menunggu untuk sarapan bersama. Tapi Keyla tetap bergeming. Dia sama sekali tidak punya nafsu untuk makan.
Saat papah dan mamahnya pamit untuk berangkat ke luar negeri tadipun ia sama sekali tidak bersemangat. Keyla hanya keluar sebentar. Setelah mobil mamah dan papahnya keluar dari pagar rumahnya, dia masuk lagi ke dalam kamar.
Tepat jam 10 pagi, pintu kamar Keyla diketuk. Suara mbok Lilis terdengar.
"Non di luar ada tamu. Katanya temennya non.. Namanya non Karin sama mas Erick."
"Suruh langsung ke sini aja mbok." jawab Keyla.
Tidak lama setelah itu, pintu kamar dibuka. Muncullah wajah Karin dan juga Erick.
Keyla coba menyembunyikan kesedihannya dengan senyum yang jelas dibuat-buat. Saat melihat kedua sahabatnya, matanya kembali memanas. Air mata yang sudah kering, mengalir lagi dengan sendirinya.
"Key..." panggil Karin dengan pelan.
Keyla tidak bisa lagi menahan tangisnya. Karin langsung memeluk Keyla yang kelihatan begitu rapuh. Isak tangis Keyla semakin kuat.
Karin dan Erick saling beradu tatap. Mereka bingung, apa yang sebenarnya sudah terjadi pada sahabat mereka yang satu ini. Dengan sabar, mereka coba untuk memujuk Keyla.
Setelah tangis Keyla mereda, Erick yang sudah tidak tahan lagi bertanya pada Keyla.
"Key, kamu kenapa? Sebenarnya apa yang sudah terjadi?"
"Mas Arya Rik, Rin.. " jawab Keyla masih sesegukan.
"Kenapa dengan Arya? Kalian betengkar? " tanya Karin dengan lembut. Dia menuntun Keyla untuk duduk di birai kasurnya.
Erick mengambil bangku yang tadi ada di depan meja rias dan memindahkannya di depan Keyla dan Karin. Setelah itu dia duduk sambil menunggu Keyla menjelaskan semuanya.
Keyla menggelengkan kepalanya pelan.
"Bukan betengkar Rin... "
"Lalu? " tanya Karin lagi.
Keyla lantas menceritakan semuanya berawal dari dia yang pulang dengan tidak memberikan kabar pada Arya, karna ingin memberikan kejutan ulang tahun pada Arya.
Dia juga menceritakan semua yang dikatakan oleh mamah dan papahnya semalam dengan masih sesegukan. Tak lupa juga dengan pesan yang semalam Arya kirim.
Karin dan Erick begitu kesal setelah mendengar semua cerita Keyla. Berkali-kali Erick mengumpat kesal. Dia terlihat begitu marah.
"Udah! Sebaiknya kamu lupain aja dia. Masih banyak cowok yang baik diluar sana, yang bisa mencintai dan menghargai kamu!" kata Erick penuh emosi.
"Yang dibilang sama Erick itu benar Key. Masih banyak cowok yang lebih baik diluar sana." kata Karin tak kalah emosinya.
TBC