Episode 03 : Dianggap Aneh

2062 Kata
Samar-samar terdengar suara beberapa orang yang seperti sedang membicarakan Zaitunna padahal jelas-jelas gadis itu mendengar dengan cukup baik jika dirinya sedang di bicarakan oleh beberapa orang yang sering menganggapnya tidak waras. "Itu tuh murid yang sering ngobrol sama hantu? Parah ya bisa-bisanya ada murid kayak dia eh di antara kita ... asli gak berguna banget sih dia! Harusnya tuh dia gak usah ada di sekolah ini buat apaan juga dah?! Gue aja yang gak sekelas sama dia muak liat muka dia," bisik murid lain datar. "Oh Zaitunna itu ya? Bener sih! Kenapa dia gak pindah sekolah aja ya? Ini tuh dia yang gak sadar diri atau gimana sih? Udah tau gak ada yang suka sama dia eh masih aja bertahan di sini?! Buat apa coba!! Pergi mah pergi aja toh sekolah ini gak butuh-butuh dia kok," gumam siswa lain kesal. "Kayaknya emang dianya aja yang gak tau diri ya? Entah hatinya yang emang terlalu dingin jadi gak mikirin bagaimana perasaan orang sekitarnya ke dia?! Padahal gak ada satu orangpun yang mau dia di sini! Eh dia tetep merasa paling bener sendiri! Memuakkan," cibir siswi lainnya dingin. "Gue gak mikirin perasaan orang sekitar katanya? Apakah mereka juga pernah mikirin gimana perasaan gue pas di omongin begini? Gakkan! Terus semudah itu mereka menilai kalau di sini tuh gue yang salah gitu? Sangat luar biasa sekali ya? Dasar manusia ...," batin Zaitunna datar. Ingin rasanya Zaitunna memberikan roti tawar agar orang-orang itu sibuk mengunyah di banding mengurusi masalah orang lain, apalagi mereka tidak mengenal Zaitunna dengan baik sayangnya Zaitunna cukup sadar untuk tidak membuat masalah walaupun hatinya sangat ingin membalas mereka. "Ngobrol sama gue aja gak! Tapi bisa-bisanya mereka menyimpulkan diri gue seenak mereka?! Asli dah pengen banget gue kasih roti tawar biar mereka sibuk kunyah tuh roti tawar daripada nilai orang seenaknya! Apaan banget sih!!! Dia pikir gue gak bisa marah apa gimana sih? Mudah banget ya anggap gue ini itu padahal seinci halpun mereka gak tau ...," gumam Zaitunna kesal. Sesampainya Zaitunna di depan kelasnya tak lama ia bergegas untuk masuk ke kelasnya, tapi tak lama dirinya tidak sengaja melihat arwah yang terlihat familiar sedang mengikuti kakak kelasnya yang bernama Aiko Anora Asahy. Melihat hal ini membuat Zaitunna memanggil arwah itu untuk berkomunikasi dengan dirinya, karena Zaitunna tidak ingin kakak kelasnya diganggu arwah penasaran yang bisa berbahaya sebab alasan kematian arwah tersebut belum Zaitunna ketahui. "Kenapa kamu mengikuti kakak kelas itu? Kamu itu bukan 'kiriman' dari orang lainkan ya? Atau jangan bilang kamu tertarik pada energi yang ada di kakak kelas itu? Coba katakan sesuatu pada saya! Katakan kenapa penampilan kamu berantakan seperti ini? Apakah kamu bunuh diri dengan cara melompat dari gedung? Atau tertabrak sebuah kendaraan?" ujar Zaitunna serius. Arwah itu menatap gadis dihadapannya dengan tajam seakan ia tidak menyukai keberadaan gadis di depannya hingga Fajn sengaja menampakkan diri agar arwah itu merasa terintimidasi dengan sikap waspada Fajn. Sementara Zaitunna yang mengerti dengan sikap waspada Fajn membuat gadis cantik itu tidak ingin terjadi salah paham di antara mereka saat ini karena Zaitunna memerlukan informasi agar dirinya bisa membantu arwah yang terikat di dunia ini bisa kembali ke dunia yang seharusnya. "Mungkin pertanyaan Zai keterlaluan hingga kamu terlihat tidak suka dan Fajn juga tak berniat buruk pada kamu, Fajn hanya melindungi Zai dan Zai bertanya seperti itu karena memerlukan informasi supaya Zai bisa membantu kamu agar bisa kembali ke dunia yang seharusnya! Karena dunia ini bukan lagi tempat kamu jadi kamu harus bercerita ya," tutur Zaitunna lembut. Untuk beberapa detik arwah tersebut terdiam karena dia sedang menimbang-nimbang hal apa yang harus dia lakukan saat mendapatkan kesempatan yang tidak biasa ini, tapi ketika arwah itu ingin menyahuti ucapan Zaitunna tak lama suara bel sekolah terdengar membuat gadis cantik itu berlari menuju kelasnya sementara arwah tersebut mau tidak mau mengikutinya. "Jadi begitu ya? Sejujurnya saya memang tidak menyukai keberadaan Zai yang memanggil saya secara tiba-tiba, tapi memang Zai benar kalau saya tidak seharusnya berada di dunia ini! Hanya saja saya itu tidak tau caranya kembali karena sebenarnya saya ...," ucap Rulhan terhenti. Dalam diam Fajn benar-benar tidak menyukai keberadaan arwah yang bernama Rulhan di dekat Zaitunna, tapi melihat gadis cantik itu biasa saja terhadapnya membuat Fajn hanya bisa terdiam sambil berkonsentrasi dengan tinggi demi melindungi Zaitunna. "Sebaiknya anda jangan merasa senang oleh kebaikan Zai, lebih baik anda tau diri dan jangan sampai membuat Zai kerepotan dengan adanya keberadaan kamu yang tidak jelas asal usulnya darimana dan untuk apa ada di sini jadi cobalah untuk bersikap tenang karena Zai itu juga perlu belajar dengan serius!" gumam Fajn serius. Bukannya merasa takut dengan aura intimidasi yang dipancarkan Fajn, tapi Rulhan malah sibuk dengan pelajaran dan buku yang terdapat tulisan tangan Zaitunna yang terlihat rapih dan bagus sekali menurut Rulhan karena Rulhan sendiri merasa tulisannya tidak sebagus tulisan Zaitunna. "Wah tulisan anda rapih san bagus juga ya? Zai tau tidak? Dulu waktu saya masih hidup, tulisan saya tidak sebagus tulisan Zaitunna dan rasanya akan menyenangkan jika saya bisa kembali hidup dan melatih kemampuan menulis saya agar lebih baik lagi ya? Zai pasti setuju dengan apa yang saya katakan ya? Saya rindu kembali hidup," bisik Rulhan santai. Fajn yang melihat arwah tidak jelas itu menganggu proses belajar Zaitunna membuat Fajn sengaja mendorongnya untuk menjauhi Zaitunna sedangkan arwah yang bernama Rulhan itu sadar dengan ulah arwah pelindung dari gadis cantik yang ada di sampingnya hingga mereka justru berdebat satu sama lain. "Eh ya ampun dorong-dorong kamu kira ini lagi apa? Kita tidak sedang mengantri sembako jadi tidak usah mendorong orang sembarang juga kali atau kamu memang sengaja ingin berkelahi dengan saya ya?! Ngaku kamu! Punya masalah hidup apa sih kamu! Kita itu sama-sama tidak terlihat jadi tidak usah mencari perkara juga bisakan! Ngeselin banget lu!!" murka Rulhan kesal. "Makanya kalau ada ngomong itu di dengerin bukan malah heboh ngomong sendiri biar orang tuh jadi gak kesel tau tidak! Padahal udah bilang jangan ganggu Zai eh malah berisik aja, kamu itu ngeledek apa sengaja nyari masalah sama saya? Buat apa juga saya berkelahi dengan arwah yang kehilangan arah sampai tidak bisa pulang, hm? Kebalik! Sadar makanya," omel Fajn datar. "Saya dengerin kok! Cuma saya bosan saja kalau harus terus-menerus berdiam seperti ini jadi tidak ada salahnya jika saya mengajak ngobrol Zai, lagipula saya hanya memuji kemampuannya bukan bermaksud menganggu Zai kok! Bilang aja kalau anda takut dasar pak tua! Pikiran bapak yang kebalik kali! Kalau saya tidak sadar itu namanya saya mati lagi pak!!" sahut Rulhan kesal. "Kalau kamu mendengar ucapan saya, lalu kenapa kamu mengganggu Zai?! Mau bagaimana lagi sudah tugas kamu untuk diam yasudah kamu diam saja!! Mana ada saya takut dengan bocah seperti anda! Saya bukanlah makhluk yang senang membuang-buang waktu seperti anda! Jadi berhentilah berpikiran konyol seperti itu! Baguslah biar anda bisa pulang ke dunia yang memang seharusnya anda tempati bukan! Kenapa tidak anda coba saja," murka Fajn marah. Zaitunna yang tidak ingin di ganggu segera mengetuk-ngetuk mejanya agar Fajn dan Rulhan berhenti berdebat sayangnya Rulhan tidak mengerti dan masih saja menyahuti ucapan Fajn hingga Zaitunna menghela nafasnya lelah dan Fajn menyuruh Rulhan untuk diam. "Barusan saya bilang kalau saya tidak mengganggu, tapi memuji kemampuannya tau tidak! Lah kenapa anda mengatur-ngatur saya harus bagaimana! Anda tau darimana kalau saya itu adalah makhluk yang senang membuang-buang waktu hah!! Sebaiknya kalau tidak tau apapun jangan katakan apapun! Kalau bisa sudah akan saya coba sejak lama tau tidak!!" omel Rulhan marah. "Sudahlah diam! Kamu tidak lihat Zai sudah mengetuk-ngetuk mejanya itu artinya gadis itu tidak ingin diganggu jadi seharusnya anda jangan melanjutkan ucapan ini lagi! Sudah cukup diam saja! Jangan menguji kesabaran orang sabar atau anda akan menyesal nantinya," sahut Fajn serius. Setelah memahami maksud arwah pelindung gadis itu tak lama Rulhan tidak sengaja melihat ke jendela dan ia melihat orang-orang yang menyebabkan dirinya tiada seperti ini dan tanpa sadar Rulhan mengatakan rasa kesalnya hingga Zaitunna ikut menatap ke arah yang dilihat Rulhan. "Orang-orang itu? Merekalah yang menyebabkan saya tiada seperti ini! Bahkan setelah apa yang mereka lakukan pada saya, tetapi mereka masih saja bisa hidup nyaman dan melanjutkan hidup seakan-akan tidak ada yang terjadi! Bagus sekali, sangat bagus! Hingga membuat saya tidak terima dengan perbuatan mereka, dasar orang-orang memuakkan!!" gumam Rulhan kesal. Dalam diam Zaitunna mengerutkan dahinya bingung saat mendengar gumaman yang dilakukan Rulhan hingga gadis itu tidak menyadari jika guru di kelasnya memanggil namanya karena guru itu melihat Zaitunna melamun ke arah jendela. "Zai ... Zaitunna! Zaitunna Lucyviani Eiji! Kalau dipanggil guru itu harusnya kamu menjawabnya bukan malah melamun dan mengabaikan ucapan gurumu, Zai!!" murka guru tersebut marah. Lalu tak lama gadis itu menyadari jika dirinya pasti membuat gurunya marah dan mau tidak mau Zaitunna berjalan keluar kelas karena beberapa murid ikut memarahinya dan guru tersebut meminta Zaitunna untuk berdiri di depan kelas sampai bel jam istirahat terdengar. "Parah banget ya si Zaitunna! Bisa-bisanya di jam pelajaran malah melamun dan mengabaikan guru yang lagi mengajar di depan, udah ngerasa pinter sih makanya sampe mengganggu kita yang serius belajar nih! Susah sih orang aneh mah aneh aja!" sahut salah satu murid lain kesal. "Kalau kayak begitu caranya malah bikin susah orang gak sih! Kalo pinter itu bantuin temannya bukan malah mengganggu konsentrasi orang lain begini jadi kita-kita yang harus menanggung getah dari sikap anehnya! Keterlaluan banget sih jadi orang tuh!!" omel siswi lain ikut marah. "Udah sih sana keluar aja daripada gangguin murid-murid lain yang butuh nilai, kalau kamu gak butuh nilai yaudah kamu aja gak usah lempar batu sembunyi tangan beginilah! Bikin orang yang gak salah jadi kesusahan tau tidak! Harusnya dia itu gak usah ada di kelas ini daripada ada, tapi bikin kita repot begini buat apaan sih! Gak berguna tau, Zaitunna!!" murka siswa lain kesal. "Sudah-sudah kalian diam! Zaitunna! Karena kamu telah membuat keributan sebaiknya kamu berdiri di depan kelas sampai bel jam istirahat terdengar baru kamu boleh istirahat seperti murid lainnya! Kamu mengerti maksud bapak bukan? Ingat jangan duduk!" tutur guru tersebut serius. Akhirnya mau tidak mau Zaitunna mengikuti perintah guru tersebut untuk berdiri di depan kelas sampai bel jam istirahat terdengar sementara Fajn yang ikut merasa sedih saat melihat gadis itu tertunduk dan berulang-ulang kali menghela napasnya lelah. Rulhan dan Fajn yang melihat gadis itu sedang sedih membuat mereka berdua merasa bersalah hingga mereka berdua berusaha menghibur gadis itu, tetapi sayangnya belum sempat rencana mereka terjadi tak lama kakak kelas yang Zaitunna lihat dan seseorang yang mirip dengannya berjalan di hadapan Zaitunna sambil mencibirnya dengan sinis. "Ai, lihat deh! Dia itu gadis aneh yang sering dibilangin murid-murid lain ya? Kenapa dia bisa di hukum di sini ya? Oh ... jangan bilang dia dihukum gara-gara sikap anehnya itu bikin murid lain ngerasa risih sama dia! Parah banget sih dia jadi siswi! Gak jelas ya Ai," sindir Aimee sinis. "Iya bener, Imee! Dia yang selalu bikin orang-orang takut sama keanehannya jadi ya wajar aja kalo dia dihukum kayak gini, mungkin emang dia yang senang mencari masalah dengan siapa aja makanya dia sampe dibilang aneh karena kelakuannya gak bisa dipahami," sahut Aiko datar. Fajn tidak terima saat mendengar ucapan dua siswi yang tidak tau apapun, tetapi menilai gadis yang ia lindungi seakan-akan mereka mengenal Zaitunna dengan sangat baik padahal mereka hanya orang luar yang tidak memahami gadis cantik itu. Beruntungnya Zaitunna sudah mengerti dengan energi yang dikeluarkan Fajn hingga dengan santai gadis itu menyahuti sindiran terhadapnya karena bagaimanapun juga Zaitunna tidak ingin selalu bersembunyi dibalik pelindungnya. "Terima kasih karena kalian mau meluangkan waktu kalian yang berharga hanya demi melihat saya yang sedang dihukum ini, tetapi kalian tidak berada di kelas yang sama dengan saya jadi wajar jika kakak-kakak sekalian tidak mengetahui alasan saya dihukum seperti ini dan yang pasti saya tidak pernah menganggu orang lain ataupun kalian berdua," sahut Zaitunna santai. Fajn dan Rulhan menatap Zaitunna tidak percaya karena rasanya gadis itu tidak mungkin mau melawan mereka dan ternyata salah besar karena nyatanya gadis itu bisa dengan santainya mengatakan hal yang mungkin memancing kemarahan mereka yang kini menatapnya lekat. "Wow ... gue pikir dia gak akan mengatakan hal yang cuma membuang-buang waktunya aja? Ternyata salah besar ya gue?! Dia gak segan-segan melawan orang yang ngusik dirinya bahkan seorang Aimee dan Aiko yang di kenal menakutkan jadi diam begitu ...," gumam Rulhan terkejut. "Padahal kekuatan yang dimilikinya dan kekuatan saya cukup untuk membuat mereka sadar batasan terhadap Zaitunna, tapi gadis itu memilih jalan ini? Apakah dia akan baik-baik saja kalau begini ya? Saya khawatir jika sesuatu akan terjadi setelah ucapannya kali ini," ujar Fajn khawatir. | Bersambung |
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN