"Kak Zam masih lama kerjanya?" tanyanya beberapa menit kemudian, Zam tertawa pelan menatap Ayya yang kini rebahan dengan kaki dinaikkan sedikit keatas. "Masih lama, ada apa? Kamu berniat pulang?" "Tidak, aku sudah mengatakan ingin tidur disini. Sudah lama tidak bermalam di restoran, terakhir kali saat pembukaan perdana restoran ini." "Bukankah didalam ruanganmu ada semacam ranjang kecil, atau semacam sofa yang bisa dipakai untuk tidur. Kenapa disini? Kenapa harus menyulitkan diri sendiri padahal bisa nyaman?" Ayya tidak menjawab, memilih sibuk bermain ponsel menatap berita terbaru apapun itu. Sedekat apapun kita pada seseorang pasti ada masanya tidak sependapat bukan? Zam menggelengkan kepalanya pelan, kembali berkutat dengan pekerjan yang begitu banyak. Bukannya Zam gila kerja han